Selasa, 15 Desember 2015

Hai Pemuda Aceh, Mari Peduli Lingkungan

(Oleh : Nora Maghfirah)

Saya meyadari banyak sekali masalah di Aceh saat ini, mulai dari kemiskinan, kerusakan ekosistem, korupsi, pelanggaran HAM, sampah  hingga praktik politik praktis yang tidak beretika. Namun saya berfokus pada masalah penanganan sampah, masalah kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga sangat minim. Kita banyak melihat sungai – sungai justru menjadi tempat untuk membuang sampah padahal sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi kehidupan masyarakat. Pemantauan yang dilakukan di tempat saya tinggal tepatnya di Kecamatan Kuta Alam didasari oleh banyaknya permasalahan mengenai pengelolaan sampah dan lingkungan di kawasan ini, baik dari warga ataupun sebab-sebab alami. Dengan jumlah penduduk mencapai ±44.412 jiwa serta aktivitas tinggi, tentu berpotensi menambah volume limbah dan sampah di kecamatan dengan luas areal 1.004,70 Ha ini.

Di Lampulo misalnya, permasa-lahan umum yaitu sampah terdapat nyaris di semua tempat. Khusus di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, kondisi pengelolaan sampah sangat memprihatinkan. Sekitar 90 persen sampah menumpuk dan tidak terkelola dengan baik.Pembuangan sampah ke saluran air dapat menyumbat saluran tersebut dan dampaknya kan cukup besar. Selain mengancam ketersediaan air bersih, penyumbatan saluran ai juga dapat menyebabkan banjir. Apabila penyumbatan sudah parah, maka banjir yang terjadi bisa menjadi banjir yang berkepanjangan dengan kedalaman yang cukup untuk menenggelamkan sebuah rumah seperti yang sudah kita lihat beberapa tahun belakangan ini.

Maka saat ini sangat penting kiranya  memberikan sosialisasi dan personal approach dari tim pemantau lingkungan ini, beberapa masalah lingkungan sudah dapat diatasi di Kecamatan Kuta Alam. Lumpur dan sampah yang menyumbat jaringan drainase mulai sering dibersihkan, limbah-limbah B3 tidak dibuang sembarangan serta barang-barang bekas seperti botol dan sampah plastik dikumpulkan untuk didaur ulang.

Dengan adanya pemantauan lingkungan ini, warga diharapkan kian menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Kendati masih ada permasalahan di sejumlah desa di kecamatan ini, namun sudah ada perubahan yang terjadi dan mengarah kepada hal-hal positif dengan adanya instansi-instansi terkait serta sosialisasi dari tim pemantau lingkungan Bapedal Aceh. Namun demikian, perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut di desa-desa tersebut khususnya mengenai Reuse dan Reduce, agar program Aceh Green Vision terus berjalan serta menjadi lebih baik.

Saya percaya, permasalahan lingkungan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi juga tanggung jawab kita bersama baik dari kalangan pemuda maupun masyarakat luas. Tentu semua ini akan saya lakukan sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas yang saya miliki.

Untuk  itu  perlu  dianalisis  kembali  tentang  kesenjangan,  hambatan,  dan sumbatan  dalam  akses  lingkungan. Menjaga lingkungan tidak hanya selesai dengan menanam pohon. Dibutuhkan juga kajian ilmiah untuk mengatasi permasalahan seperti sampah, banjir dan membiasakan hidup bersih dalam masyarakat. Sehingga yang kita lakukan tidak hanya action, tapi juga ada kajian likungan untuk mendukung kegiatan pelestarian lingkungan.

Sebagai generasi muda masih sangat banyak yang perlu kita lakukan untuk lingkungan dan daerah kita menjadi lebih baik. Sebagai barisan pemuda yang berjiwa intelektual, maka pemuda harus bisa untuk bisa melahirkan kajian ilmiah yang nantinya dapat menjadi sebuah rekomendasi kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Believe in ourselves and have faith in others. Because together, we can make a difference.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar