(Oleh : Nora Maghfirah)
Saya meyadari banyak sekali masalah di Aceh saat ini, mulai dari kemiskinan, kerusakan ekosistem, korupsi,
pelanggaran HAM, sampah hingga praktik politik praktis
yang tidak beretika. Namun
saya
berfokus pada masalah penanganan
sampah, masalah kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga
sangat minim. Kita banyak melihat sungai – sungai justru menjadi tempat untuk
membuang sampah padahal sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi
kehidupan masyarakat. Pemantauan yang dilakukan di tempat saya tinggal tepatnya
di Kecamatan Kuta Alam didasari oleh banyaknya permasalahan mengenai
pengelolaan sampah dan lingkungan di kawasan ini, baik dari warga ataupun
sebab-sebab alami. Dengan jumlah penduduk mencapai ±44.412 jiwa serta aktivitas
tinggi, tentu berpotensi menambah volume limbah dan sampah di kecamatan dengan
luas areal 1.004,70 Ha ini.
Di Lampulo misalnya, permasa-lahan
umum yaitu sampah terdapat nyaris di semua tempat. Khusus di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Lampulo, kondisi pengelolaan sampah sangat memprihatinkan. Sekitar
90 persen sampah menumpuk dan tidak terkelola dengan baik.Pembuangan sampah ke
saluran air dapat menyumbat saluran tersebut dan dampaknya kan cukup besar.
Selain mengancam ketersediaan air bersih, penyumbatan saluran ai juga dapat
menyebabkan banjir. Apabila penyumbatan sudah parah, maka banjir yang terjadi
bisa menjadi banjir yang berkepanjangan dengan kedalaman yang cukup untuk
menenggelamkan sebuah rumah seperti yang sudah kita lihat beberapa tahun
belakangan ini.
Maka saat ini sangat penting kiranya
memberikan sosialisasi
dan personal approach dari tim pemantau lingkungan ini, beberapa masalah
lingkungan sudah dapat diatasi di Kecamatan Kuta Alam. Lumpur dan sampah yang
menyumbat jaringan drainase mulai sering dibersihkan, limbah-limbah B3 tidak
dibuang sembarangan serta barang-barang bekas seperti botol dan sampah plastik
dikumpulkan untuk didaur ulang.
Dengan adanya pemantauan lingkungan
ini, warga diharapkan kian menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Kendati
masih ada permasalahan di sejumlah desa di kecamatan ini, namun sudah ada
perubahan yang terjadi dan mengarah kepada hal-hal positif dengan adanya
instansi-instansi terkait serta sosialisasi dari tim pemantau lingkungan
Bapedal Aceh. Namun demikian, perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut di
desa-desa tersebut khususnya mengenai Reuse dan Reduce, agar program Aceh Green
Vision terus berjalan serta menjadi lebih baik.
Saya percaya, permasalahan lingkungan ini bukan hanya tanggung jawab
pemerintah tapi juga tanggung jawab kita bersama baik dari kalangan pemuda maupun masyarakat luas. Tentu semua ini akan saya lakukan sesuai dengan
kapasitas dan
kapabilitas
yang saya miliki.
Untuk
itu perlu dianalisis kembali tentang
kesenjangan,
hambatan, dan
sumbatan dalam akses
lingkungan. Menjaga lingkungan tidak hanya selesai dengan
menanam pohon. Dibutuhkan juga kajian ilmiah untuk mengatasi permasalahan
seperti sampah, banjir dan membiasakan hidup bersih dalam masyarakat. Sehingga
yang kita lakukan tidak hanya action, tapi juga ada kajian likungan untuk
mendukung kegiatan pelestarian lingkungan.
Sebagai generasi muda masih sangat banyak yang perlu kita lakukan untuk lingkungan dan daerah kita menjadi
lebih baik. Sebagai barisan
pemuda yang berjiwa intelektual, maka pemuda harus bisa untuk bisa melahirkan
kajian ilmiah yang nantinya dapat menjadi sebuah rekomendasi kepada pemerintah
untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Believe in
ourselves and have faith
in
others. Because together,
we can make a difference.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar