Rabu, 18 November 2015

Menjadi Duta Mahasiswa Merupakan Kebanggaan Dan Anugerah

Kisah Perjalanan Duta Mahasiswa Debbie Silviana dan Ichwan Hassafa
(Oleh : Debbie Silviana)

Halo Remaja GenRe diseluruh Indonesia... Salam GenRe!!! Tetaplah menjadi remaja yang selalu sehat, cerdas dan ceria ya! Pada kesempatan kali ini. Kami, Ichwan Hassafa dan Debbie Silviana,Duta Mahasiswa GenRe Aceh tahun 2014 akan berbagi pengalaman kami baik itu kesan, suka dan duka serta berbagai kegiatan yang sudah kami lakukan sebagai Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2014. Saat ini Ichwan merupakan mahasiswa semester 7 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Syiah KualaAceh dan Debbie baru saja menyelesaikan masa studi nya di Politeknik Kesehatan KEMENKES Aceh, Jurusan kebidanan dengan meraih penghargaan sebagai lulusan predikat cumlaude.

Pada Tanggal 17 April 2014, Alhamdulillah Ichwan dan Debbie, kamiterpilih menjadi Duta Mahasiswa Genre Aceh 2014 dalam penyelenggaraan ajang Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2014 di ACC Sulthan Selim Hall Banda Aceh yang di ikuti oleh 15 pasang finalis yang telah melalui tahap penyisihan awal. Kami sangat senang, bangga, bersyukur dan merupakan sebuah anugerah telah diberikan kepercayaan oleh BKKBN provinsi Aceh. Oke sahabat GenRe Indonesia...kami akan cerita terlebih dahulu nih bagaimana sih perasaan awal mula nya kami terpilih sebagai Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2014? Tentu nya kami merasa sangat tertantang karena menjadi Duta Mahasiswa GenRe bukan lah hanya icon atau seperti pajangan semata, tetapi kita harus melakukan aksi nyata dan terjun langsung ke masyarakat dengan berbagai perilakunya dalam mempromosikan program-program GenRe. Alhamdulillah berkat kerjasama yang baik Ichwan dan Debbie serta teman-teman ikatan Duta Mahasiswa GenRe Aceh, kita selalu berdiskusi dalam merencanakan berbagai kegiatan program-program GenRe yang sudah kami laksanakan dan terus berkoordinasi dengan BKKBN provinsi Aceh, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan kami pun mulai terbiasa dengan berbagai pola perilaku masyarakat dalam mempromosikan program GenRe.

Penasarankan apa ajasih kegiatan yang sudah kami lakukan selama menjadi Duta Mahasiswa GenRe? Nah, sebagai Duta Mahasiswa GenRe tentu banyak kegiatan positif yang sudah kami lakukan. Seperti memberikan sosialiasi tentang prilaku remaja dalam mempraktikan pola hidup sehat dengan menghindari resiko seksualitas, NAPZA, HIV/AIDS, menunda usia perkawinan sampai dengan usia ideal, bercita-cita dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dan life skill atau keterampilan hidup. Hal tersebut Alhamdulilah sudah kami lakukan di berbagai kota/kabupaten di Aceh dan juga melalui beberapa media televisi dan radio dengan mengisi talkshow berbagi inspiratif GenRe. Selain memberikan sosialisasi tentang program GenRe, kami juga ikut turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti pada bulan Ramadhan lalu, kami beserta Ikatan Duta Mahasiswa GenRe Aceh membuat kegiatan “GenRe Goes to Panti Asuhan” dimana agenda pada kegiatan tersebut yaitu memberikan sosialisasi GenRe kepada anak-anak panti asuhan sekaligus berbagi berkah dengan melaksanakan buka puasa bersama dengan anak-anak panti asuhan. Kegiatan ini kami lakukanBukan hanya selama setahun menjabat, bahkan hingga saat ini kami masih sering berbagi motivasi dan informasi disetiap kesempatan. Duta adalah Icon dan role model,  bagi kami gelar itu tidak harus berhenti saat sudah usai masa jabatan atau sudah tidak memakai selempang lagi. Karena rasa ingin berbagi ini datangnya dari Hati kami.

Selain itu nih Sahabat GenRe , pada peringatan world AIDS’s day 2014 yang bertepatan pada tanggal 1 Desember, kami bergabung dengan komunitas-komunitas lain nya seperti Duta Wisata, Duta HIV/AIDS, Duta Bahasa, Duta Lingkungan dan Duta-duta lain nya untuk ikut mengkampanyekan tentang bahaya nya HIV/AIDS dengan membagikan brosure kepada masyarakat kota Banda Aceh. Hal ini juga memberikan pembelajaran bagi kami sendiri bahwsan nya jangan menjauhi orang yang telah mengidap HIV/AIDS, tetapi kita sebagai generasi muda berencana kita harus peduli terrhadap sesama dengan memberikan semangat dan dukungan kepada pengidap HIV/AIDS agar mereka optimis bisa kembali normal dan tetap memberikan kontribusi positif terhadap bangsa.

Keterlibatan dalam beberapa kegiatan Duta Mahasiswa GenRe dengan Partnership/mitra antara lain Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Kesehatan Aceh, Universitas Syiah Kuala Aceh, Poltekkes Kemenkes Aceh, beberapa SMA (Sekolah Menengah Atas) di Aceh, beberapa Pesantren di Aceh, Komunitas Dompet Duafa, Media telivisi, radio dan Duta-duta yang ada di Aceh. Alhamdulillah mitra yang telah Ikatan duta Mahasiswa GenRe Aceh dan BKKBN Aceh lakukan mendapat respon yang baik, sehingga kami dapat mempromosikan program GenRe ini dengan luas dan mendapat dukungan penuh apabila kami melaksanakan berbagai kegiatan promosi Program GenRe dan Kegiatan sosial lain nya.

Hal yang sangat tidak bisa di lupakan menjadi Duta Mahasiswa GenRe  adalah ketika kami mewakili Aceh dalam Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Nasional di Jakarta. Di situlah kami berkompetisi secara sehat serta memberikan segalanya yang terbaik dan juga mendapatkan teman-teman Duta Mahasiswa GenRe dari seluruh Indonesia sehingga kami bisa saling mengenal tradisi dan budaya satu sama lain. Ajang ini memberikan pelajaran yang sangat berharga, ilmu dan pengetahuan baru, serta memberikan motivasi agar dapat menjadi orang yang lebih percaya diri. Dalam kompetisi ini, menang atau kalah bukanlah hal yang terpenting bagi kami, tapi adalah pengalaman yang sangat berharga serta rasa kekeluargan yang erat kami ciptakan dengan duta-duta dari seluruh Indonesia.  Alhamdulillah pada malam puncak Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Nasional 2014 di Royal Kuningan Hotel Jakarta, Debbie Meraih Juara Harapan II Putri Duta Mahasiswa Tingkat Nasional 2014.

Hmm, berbicara tentang nilai lebih yang didapatkan sebagai Duta Mahasiswa Genre. Alhamdulillah mempunyai kebahagiaan tersendiri, bahagia itu ketika membuat keluarga tersenyum bangga, berbagi pengalaman dan informasi kepada teman-teman di Aceh, dan menjadi inspirasi bagi remaja-remaja Indonesia. Tugas mempromosikan program GenRe ini bukanlah tugas Duta Mahasiswa GenRe semata, tetapi seluruh remaja di Indonesia memiliki hak yang sama untuk saling berbagi, mengingatkan serta menjadi konselor teman sebaya dalam mempromosikan program-program GenRe ini untuk menanggulangi berbagai permasalahan remaja dan kependudukan. Karena remaja adalah sebagai pondasi bangsa yang akan mempertahankan dan membawa berbagai perubahan positif kepada bangsa.

Itu aja pengalaman yang dapat kami bagikan selama menjadi Duta Mahasiswa GeRe kepada sahabat GenRe Indonesia, semoga bermanfaat. Every Teenager is GenRe, Every GenRe is Golden Generation. Salam Genre!!!

Minggu, 15 November 2015

MILES

(Oleh : Pinka Satria Aqsa)
Ironi yang terlihat pada bangsa kita saat ini adalah banyaknya para pemuda yang telah goyah oleh pengaruh budaya asing. Pendirian yang lemah dan pengetahuan yang sempit sehingga menjatuhkan pemuda bangsa ini ke dalam lembah moderenisasi yang curam. Ditambah lagi dengan efek globlalisasi yang semakin kuat, permasalahan remaja seperti seksualitas pranikah, pemerkosaan, HIV/AIDS, dan narkoba meningkat drastis. Dimana pada dasarnya, kemunculan masalah-masalah  ini berawal pada pembentukan karakter anak dimasa kecil yaitu lingkungan keluarga. Salah satu hak anak yang tertuang dalam Konvensi Hak Anak (KHA) adalah mendapatkan lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Sebagai tempat tumbuh kembangnya anak, keluarga menjadi institusi paling dasar dan sangat penting.
Saat anak merasa tidak nyaman di tengah-tengah keluarganya, dapat dipastikan ada masalah dalam keluarga tersebut.masalah yang dialami anak di lingkungan keluarga akan berimbas pada kehidupannya di masa-masa berikutnya. Kesalahan dalam mendidik dan menghadapi permasalahan dalam keluarga akan menjadi pemicu terganggunya perkembangan pribadi anak. Pada akhirnya akan tercipta generasi yang melakukan hal hal menyipang dan berefek buruk pada pembangunan dan ketahanan negara kedepannya.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mendukung terciptanya ketahanan dan kesejahteraan keluarga :
  1. Belajar dan terus belajar
    Untuk mencapai suatu kemajuan diperlukan sumber daya manusia yang handal baik secara teoritis maupun keterampilan. Teori dan keterampilan didapatkan dengan proses pembelajaran. Selain memperoleh pendidikan formal, diharapkan mahasiswa dapat juga mengambil pembelajaran diluar kampus. Organisasi-organisasi yang berada di kampus dan diluar kampus dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan diri. Salah satu organisasi yang mempersiapkan mahasiswa dalam perencanaan masa depan adalah Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa(PIK M) dengan program GenRe yang menitik beratkan pada Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja. Sehingga mahasiswa siap untuk memposisikan diri pada berbagai peran, seperti menjadi anak, suami/istri, ayah/ibu, peran dalam masyarakat dan peran-peran lainnya yang dalam perjalanannya membutuhkan berbagai hal untuk menunjang perannya.
  2. Menerapkan kebaikan dalam setiap aspek kehidupan
    Dalam proses pembelajaran mahasiswa pasti menganalisa kebaikan-kebaikan yang didapatkan dalam proses pembelajaran. Kebaikan – kebaikan yang didapatkan akan tidak berarti jika tidak diterapkan. Suatu kebaikan akan memiliki arti setelah diintepretasikan dalam perbuatan. Dengan penerapan ilmu yang didapatkan akan terlihat dampak baik dari program-program yang diikuti oleh mahasiswa tersebut.
  3. Membagikan ilmu kepada orang lain
    Konsep illmu semakin dibagikan maka akan semakin bertambah. Ilmu yang sudah didapatkan, kemudian diterapkan hendaknya juga dibagi kepada orang lain, sehingga orang lain dapat ikut serta dan akan menjadi suatu gerakan yang massal. Semakin banyak orang yang mengetahui dan melaksanakan akan memberikan dampak besar. Sebagai contoh semakin besarnya kelompok orang yang tidak melakukan korupsi,maka kelompok yang melakukan korupsi menjadi kelompok minoritas, sehingga akan mudah untuk melakukan pemberantasannya.
Sebagai seorang Duta Mahasiswa, yang merupakan bagian dari PIK M dituntut untuk memberikan konstribusi untuk mnyebarkan kebaikan-kebaikan kepada komunitas, mahasiswa lain, serta remaja pada umumnya. Menawarkan program dan melaksanakan program merupakan dorongan hati yang ingin berbuat untuk mencapai suatu perubahan. Program yang dimaksudkan adalah MILES.
  1. M = Mentoring, mentoring adalah program yang akan diterapkan di kampus dan juga sekolah.Dimana pendidik sebaya/ konselor sebaya yang sudah dilatih akan menjadi mentor kepada kelompok mahasiswa/ siswa baru(tahun pertama) yang ditetapkan oleh kampus/sekolah. Program mentoring ini akan dilaksanakan selama 1 tahun. Pertemuan-pertemuan dilakukan dengan variasi dan juga diatur waktunya sehingga tidak menimbulkan kejenuhan.Diharapkan mentor dapat menjadi teman dan juga pembimbing bagi anggotanya.
  2. I = Indepth, antara mentor dan anggota harus memiliki kedekatan yang mendalam dan memperlakukan anggota seperti keluarga, sehingga diharapkan anggota kelompok dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan.
  3. L = Links, jaringan sangat menentukan keberhasilan dari program. Dalam program ini PIK M bekerjasama dengan BkkbN dan juga SKPD yang ada untuk bekerjasama sebagai mitra dalam melaksanakan program mentoring. Pembangunan jaringan awalnya akan menjadi tanggung jawab PIK M dan nantinya akan diserahkan langsung kepada kelompok-kelompok yang ada. Sehingga ketika kelompok memerlukan pemateri atau fasilitas lain dari mitra akan dengan mudah didapatkan.
  4. E = Empowering, penguatan dilakukan agar kelompok-kelompok PIK R/M yang diterapkan program mentoring di kampus/sekolahnya dapat mandiri. Sehingga dapat mengurus permasalahan sendiri
  5. S = Sharing, ketika sudah mandiri dan dapat menjalankan program mentoring ini dengan baik,diharapkan kelompok ini dapat memberikan penguatan kepada kelompok lainnya.
Program MILES sebenarnya diharapkan mampu memberikan konstribusi yang besar terhadap perbaikan masa depan bangsa ini. Pihak-pihak yang terlibat diharapkan mampu melaksanakan fungsi dan peran masing-masing dan saling berkomunikasi sehingga dapat saling melengkapi.

Sabtu, 14 November 2015

Aku Dan Mimpiku Untuk Indonesia

(Oleh : Ichwan Hassafa)

Saya seorang pemuda dari ujung barat sumatera yang memiliki mimpi setinggi langit dan mempunyai semangat hidup untuk sebuah perubahan besar agar Indonesia ke depannya menjadi jauh  lebih baik. Ketertarikan akan dunia arsitektur menjadikan saya sebagai seorang pemimpi dengan imajinasi tingkat tinggi yang berusaha menciptakan ruang nyaman bagi setiap orang yang berada di sekeliling saya. Memahami kebutuhan untuk menciptakan ruang demi keselarasan dan kenyamanan.

Sebuah mimpi besar untuk Indonesia mulai terlintas ketika saya mengenal potensi yang ada pada bangsa ini. Salah satunya pemuda yang merupakan tombak bangsa, potensi yang dibutuhkan bangsa ini untuk menjadi lebih baik dalam segala hal karena pemuda adalah sumber semangat, mimpi, dan idealisme. Potensi yang apabila dioptimalkan akan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa dan mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Belum lagi dengan sosok  Indonesia yang  merupakan negara majemuk. Negara dengan penduduk lebih dari 220 juta jiwa. Memiliki keragaman agama, ras, suku bangsa, budaya dan adat istiadat, ditambah lagi tingkat pendidikan, ekonomi, serta partisipasi politik yang beraneka ragam. Indonesia juga kaya Sumber Daya Alam (SDA). Gelar sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, penghasil minyak terbesar ketiga di dunia, penghasil beras terbesar ketiga di dunia, penghasil emas terbesar ketujuh di dunia, dan lain sebagainya merupakan hal positif yang dimiliki Indonesia. Ini lah yang selalu hampir tertulis dalam setiap karya tulis yang berkenaan dengan Indonesia, termasuk saya yang sangat bangga akan potensi yang dimiliki Indonesia. Namun apakah ini hanya menjadi sekedar potensi yang hambar ? saya yakin kita pasti bisa mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan menyeimbangkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. dimana pembuktian nyata akan mimpi ini ada ditangan para pemuda. Oleh karenanya, pemuda butuh skill dan kemauan yang besar.

Indonesia sejatinya memiliki banyak kelebihan dan peluang dalam menggapai masa depan yang baik. Sumber Daya Alam menjadi modal besar yang belum tentu dimiliki bangsa lain. Kemajemukan penduduk juga menjadi peluang bagi bangsa ini untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Semua hal tersebut adalah harapan yang tentu menmunculkan mimpi dan optimisme bagi bangsa ini.  Namun banyak permasalahan yang terjadi pada bangsa ini. Sebut saja, bahaya laten korupsi, permusuhan antaragama dan suku bangsa, kasus terorisme, dan lain sebagainya merupakan akibat dari kurangnya toleransi dan kesadaran akan kemajemukan yang ada di Indonesia.

Menjadi pemimpin harus memiliki sebuah komitmen akan sikap yang baik. Inilah yang belum banyak tertanam dalam jiwa muda saat ini. krisis moral telah membuat kekayaan yang ada hangus begitu saja. Akibatnya, SDA yang ada dikuras habis oleh negara lain karena kita belum mampu mengolahnya. Ditambah lagi kekayaan negara yang diselewengkan oleh para pemimpin yang hanya mementingkan dirinya tanpa mempedulikan nasib rakyatnya. Permasalahan tersebut tentu bukanlah sebuah lingkaran setan yang kita tidak bisa melepaskan diri darinya. Kita juga menyadari bahwa setiap masalah yang muncul terdapat solusi untuk memecahkannya. Semua tergantung pada usaha dan kerja keras. Segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi sangat berkaitan erat dalam perjalanan sejarah seseorang dan suatu bangsa. Segala yang terjadi di masa lalu akan mempengaruhi keadaan saat ini dan segala yang terjadi saat ini akan mempengaruhi masa yang akan datang. Masalahnya, kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu. Satu-satunya yang mampu kita ubah adalah mempersiapkan sikap kita terhadap apa yang telah terjadi di masa lalu dan yang sedang terjadi saat ini demi menggapai masa depan.

Masa depan Indonesia yang ada di benak saya adalah bangsa yang sangat ideal. Hamparan ribuan pulau yang mendapatkan karunia dari Tuhan berupa Sumber Daya Alam yang melimpah ruah, alam yang indah, dan sangat nyaman untuk dihuni. Indonesia di masa depan memiliki jutaan penduduk yang berkualitas, sejahtera, dan terbebas dari bahaya krisis moral .  Memiliki tingkat pendidikan, ekonomi, dan partisipasi politik yang tinggi.  Berkarakter kuat dan memegang teguh budaya ketimuran, namun mampu bersaing dalam globalisasi. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memecahkan berbagai persoalan yang terjadi. Bahkan, Indonesia mampu menyumbangkan ide dan solusi pada dunia. Mampu menjadi inspirasi setiap bangsa bahwa adanya perbedaan bukan halangan untuk dapat bersatu dan maju bersama. Sehingga, perdamaian dunia benar-benar terwujud. Tentu, mimpi akan masa depan bangsa ini bangsa ini di masa depan terletak di tangan pemuda karena pemuda adalah sumber semangat, mimpi, dan idealisme yang tinggi. Pemuda yang sesungguhnya toleran terhadap segala perbedaan dan memiliki kualitas serta moral yang baik. Sadar bahwa kehidupan tidak diberikan oleh Tuhan hanya kepadanya, sehingga ia menyadari betul hak dan kewajibannya, mampu memposisikan diri dan memiliki mimpi serta usaha untuk mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik.  Itulah jiwa pemuda yang sesungguhnya, semoga saya dan Anda termasuk golongan tersebut dan mampu menciptakan semangat, membangun mimpi, dan memegang teguh idealisme untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Sebagai seorang pemuda, saya mengharapkan agar kita sadar dan bergerak akan keberadaan potensi yang dimiliki Indonesia. karena Sudah lama negara ini memimpikan ladang subur yang di semai oleh penghuninya.  Intinya Indonesia mampu mewujudkan generasi emas yang berencana dan terencana yang bersemangat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, memperoleh pekerjaan yang mapan, membentuk keluarga sebagai “ the best leadership school”, peduli dengan lingkungan, dan mempraktekkan hidup sehat demi kelestarian lingkungan. Mimpi dan harapan setinggi langit, kerahkan  tangan kita wahai pemuda, indonesia pasti bisa!

Story Of My Life

(Oleh : Pinka Satria Aqsa)

My name is Pinka Satria Aqsa, I am 19 years old  and currently a third-year student of  architecture program, Syiah Kuala University, Aceh, Indonesia. Being a creative and inspire person is my goals, I have a great interest in the field of arts, drawing, painting, designing or creating something unique.  It is all started when I was kindergarten. My mother enrolled me in one of drawing competition and it was continued until my Junior High School. I had the opportunity to represent my province in the national drawing contest. The most important memories when I was elected as the only Junior High School students from all over Indonesia for a luncheon with Mr. Susilo Bambang Yudhoyono, President of the Republic of Indonesia. It was certainly an initial motivation for me to continue and develop my passion on arts. No limits in my life because I believe that explore arts is how we understand and interpret life in a more beautiful.

Based on my education background as a third year student of architecture who acts as the designer of the building, I must be very sensitive to the context of beauty. Beautiful is appears from the arts, and I'm sure if the arts is very flexible and can be applied in our daily life, without the art life would be so bland.

In the last 2 years  I got many experiences in my life. I was chosen as an ambassador of Planned Generation  in Aceh Province. For me this tresures position gave Humanity core values and guiding me to understand many things. My home town, Aceh Besar is not evenly distributed in terms of education, I am giving a try to share with children about all the things that I have. I tough some of subject especially arts (drawing/painting). Teaching drawing is common lesson for some people but for me it has a lot of meaning, my main desire is that they can describe their ideals through visualization, until finally they get it.

My main objective not only to enrich my knowledge in the field of Arts but also share knowledge about BATIK as indonesian traditional Art, “Batik” is the arts that has high artistic value and has become part of the world cultural heritage that has been recognized by United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) as Indonesian culture. With this intention I believe God will give me the best. Finally, I will use these core values and my understanding, not only in helping others but also to show others how they can understand others to help others. So that as one, together we shall help society.

GenRe Untuk Generasi Emas Bangsa

(Oleh : Ichwan Hassafa)

Generasi Berencana atau yang sering disebut dengan GenRe. Namun Siapakah GenRe itu? GenRe itu adalah remaja bangsa, tentunya remaja bangsa yang mampu dalam berkeinginan untuk memberikan kontribusi nyata dalam memajukan bangsa dalam segala sektor. Selain mampu dalam berkeinginan memberikan kontribusi dalam memajukan bangsa, yang dikatakan remaja GenRe adalah remaja yang memiliki akhlak mulia yang dapat mempraktikan pola hidup sehat, seperti : terhindar dari resiko seksualitas, NAPZA, HIV/AIDS, menunda usia perkawinan sampai dengan usia ideal yaitu 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria, bercita-cita dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, memiliki life skill atau keterampilan hidup dan remaja GenRe harus bisa dalam model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Hal tersebut sudah sangatlah ideal apabila remaja bangsa sudah menerapkan substansi GenRe tersebut dalam menuju Generasi emas.

Lantas Apakah kendala remaja bangsa saat ini dalam menuju generasi emas? Perkembangan dunia yang kian menglobal, menjadikan perubahan-perubahan besar terhadap perilaku remaja, namun perubahan tersebut lebih cenderung mengarah pada kegiatan negatif dibanding positifnya. Masalah remaja yang timbul biasanya berkaitan dengan masalah seksualitas (Hamil di luar nikah, aborsi), AIDS,  penyalahgunaan Napza dan sebagainya. Remaja dalam kondisi ini tentu saja membutuhkan penanganan serta informasi seluas-luasnya mengenai kesehatan reproduksi, pentingnya menata masa depan dengan baik lewat meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat dan merusak masa depan remaja itu sendiri. Maka dari itu hadirlah program GenRe ini yang mengajak seluruh lapisan masyarakat terutama remaja untuk menjadi Generasi Berencana yang dapat menjadi wadah dalam mengurangi serta membrantas berbagai permasalahan dan kenakalan remaja. Namun hal tersebut juga harus didasari oleh kesadaran remaja sebagai generasi muda yang bagaikan pondasi-pondasi bangsa yang akan mempertahankan sekuat apakah bangsa ini.

Bagaimanakah remaja yang dikatakan Remaja sebagai Generasi Emas? Mereka adalah remaja-remaja generasi berencana yang siap dalam menerapkan substansi GenRe dalam kehidupan nya serta menjadi remaja yang berkualitas bagi bangsa yang mampu menggantikan generasi berikutnya, sehingga Indonesia kelak semakin maju serta diperhitungkan di mata dunia.Generasi yang dipersiapkan dengan terencana memerlukan uluran dan kerjasama dari semua pihak baik dari institusi pendidikan sebagai tempat berkumpulnya aktifitas remaja dan pemerintah daerah sebagai pendukung dan pemegang kebijakan di suatu daerah, agar persoalan remaja serta kendalanya dapat diselesaikan secara bersama-sama. Setiap Generasi Muda memiliki hak yang sama dalam menempuh pendidikan sebaik-baiknya, karena pendidikan generasi muda bangsa juga sangatlah mempengaruhi jati diri dan karakter bangsa. Peran pendidikan penting juga dalam membangun peradaban bangsa yang cerdas dan siap mengejar ketertiggalan oleh bangsa-bangsa lain.


Namun Apa peran Generasi Berencana untuk Generasi Emas Bangsa? Mereka adalah generasi berencana sebagai generasi penerus bangsa yang siap dalam menghadapi bonus demografi di tahun 2020-2030. Pada periode tersebut adalah remaja sangat produktif,sangat berharga dan sangat bernilai, sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas menjadi insan yang berkarakter, insan yang cerdas, dan insan yang kompetitif, serta dapat terwujudnya bonus demografi dengan baik. Dalam rangka menyiapkan bangkitnya generasi emas Indonesia diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas,maju,mandiri,dan modern,serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Untuk itu sebagai generasi berencana  Marilah kita menjadi remaja yang berkompetitif, berkarakter, Berwawasan serta Berpendidikan baik. Karena remaja indonesia adalah generasi emas penerus bangsa.Generasi Berencana, bukan tidak mustahil akan melahirkan generasi emas bagi Indonesia.

Suarakan : “Aku bangga Aku Tahu”

(Oleh : Syarifah Fitrianda)

Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat daripada membuat mereka sakit”.-DeForest Clinton Jarvis-


Menelusuri makna kalimat diatas tentu saja sejalan dengan kalimat yang sering kita dengar yakni, “Lebih baik mencegah dari pada mengobati”. Ya. Kalimat tersebut sering kita dengar tetapi rasanya susah sekali untuk dijalankan. Bagi sebagian besar orang, meninggalkan hal yang disenanginya, merupakan hal yang tidak mudah. Tidak jarang, orang-orang tidak menghiraukan dampak buruk dari hal yang disenanginya tersebut. Sebagian dari mereka, ada yang mengetahui secara pasti dampak buruknya, namun tetap menjalankan. Sebagianbesar yang lain justru minim sekali pengetahuan tentang dampak buruk dari hal yang disenanginya tersebut.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” dari pemerintah. Nah, ini merupakan salah satu upaya pemerintah agar mereka yang awalnya tidak mengetahui apa-apa tentang dampak buruk hal yang disenanginya sehingga nantinya menjadi tahu dan tidak akan melakukannya lagi, atau mencegahnya sebelum terjadi. Lalu apa hal yang harus diketahui tersebut sehingga pemerintah gencar mengkampanyekannya?. Ya, sekarang kita sedang membahas mengenai penularan HIV/AIDS terutama dikalangan remaja 15-14 tahun. Dengan mengetahui dampak dan pencegahannya,tentu saja diharapkan prevalensi remaja yang terkena HIV/AIDS akan menurun. Pemerintah gencar mengkampanyekannya kepada remaja karena remaja merupakan generasi penerus bangsa. Di usia ini, remaja cenderung bersifat ingin diakui keberadaannya oleh orang sekitar sehingga mereka cenderung terbuka akan hal-hal baru. Pergaulan remaja sekarang sudah sangat memperhatinkan sehingga pemerintah menilai sudah saatnya remaja mengetahui tentang hal ini pencegahan infeksi ini.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan jenis virus yang bekerja di dalam tubuh manusia dengan menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Jika kondisinya terus memburuk maka akan menyebabkan kondisi AIDS (Acquired Immuno DeficiencySyndrome), yakni hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis penyakit bisa dengan mudah masuk dan akhirnya menyebabkan kematian.

HIV menyebar pada cairan tubuh manusia, dan hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan membawa HIV yaitu darah, ASI, dan cairan kelamin. Diseluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba. Selain itu, terdapat media penularan lain seperti transfusi darah yang tidak steril dan penggunaan jarum tatto dan tindik yang tidak steril. Mengingat banyaknya kasus kehamilan di luar nikah terhadap remaja serta banyaknya korban yang berjatuhan akibat pemkaian narkoba dikalangan remaja membuat kita khawatir akan nasib bangsa kita ke depannya apabila kita tidak mencegahnya dari sekarang. Oleh karena itu, katakan tidak pada seks bebas. Sertakan selalu keteguhan iman didalam diri kita, sebab penyesalan selalu datang belakangan, tetapi pilihan selalu tersedia sebelumnya.

AIDS sampai sekarang masih belum ada obatnya. Jika seseorang terkena HIV, maka selamanya HIV ada di dalam tubuh manusia. Sekarang, penyebarannya sudah melonjak dikalangan remaja dan terlebih hanya sebagian kecil kaum muda yang punya pemahaman yang benar mengenai HIV/AIDS ini. Sehingga sangat dirasa perlu untuk mengkampanyekan “Aku Bangga Aku Tahu” di kalangan remaja. Banyak mitos yang berkembang saat ini mengenai media penularan HIV/AIDS ini. Seperti penularan melalui keringat, saliva, bersin dan batuk, penggunaan WC secara bersamaan, makan dengan alat makan yang sama serta berenang bersama. Hal ini jelas salah, karena HIV bukanlah virus yang hidup di udara, air, kotoran/tinja ataupun air seni. HIV tidak dapat bertahan lama diluar badan manusia. Oleh karena itu, hubungan sosial yang normal dengan pengidap HIV tidak membuat kita tertular HIV. Dengan mengetahui bahwa cairan tubuh yang rawan HIV adalah darah, cairan kelamin, dan ASI, maka kita dapat menjaga tindakan dan perilaku kita agar tidak beresiko terkena HIV. (Kementrian Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan)

Setelah kita memahami makna “Aku bangga Aku Tahu”, maka kita dapat menyimpulkan bahwa agar tidak terkena HIV/AIDS, mencegah adalah satu-satunya pilihan. Karena apabila sudah terlanjur terkena virus ini, maka penyesalan tiada gunanya lagi. Mari remaja sehat, hindari seks bebas dan jauhi narkoba agar masa depan cemerlang dan bangsa pun bangga.

Kamis, 12 November 2015

Remaja Dan Sejuta Permasalahannya

(Oleh : Rahmad Ridha)

Masa remaja merupakan masa seseorang mencari jati dirinya dan sejalan dengan itu pula mereka akan di hadapi dengan berbagai macam masalah , dan terkadang tidak semua masalah dapat diselesaikannya dengan baik sehingga hal-hal tersebut mengarahkannya ke arah yang salah dan menimbulkan kelakuan-kelakuan yang menyimpang atau kita akrab mendengarnya dengan “kenakalan remaja”. Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun pada masa remaja si pelaku. Masalah-masalah itu bisa timbul dari keluarganya sendiri maupun dari lingkungan sosialnya. Seringkali didapati adanya trauma masa lalunya,perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,maupun trauma dengan kondisi lingkungannya,seperti kemiskinan dan lain lain yang meimbulkan HDR (Harga Diri Rendah) dan rasa tertekan.

Mengatasi kenakalan remaja berarti menata kembali emosi remaja yang hancur akibat pengalaman buruknya pada masa lalu. Trauma-trauma masa lalunya harus diselesaikan,konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, mereka harus diberikan lingkungan dan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Pertanyaannya adalah tugas siapakah itu? Tugas Orang tuanya? Tugas Saudaranya? Tugas pemerintah? Atau siapa? Tentu ini bukan pertanyaan yang  gampang untuk dijawab.

Akhir-akhir ini kasus kenakalan remaja semakin meluas,bahkan hal ini sudah berlangsung sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum,psikolog,maupun pakar agama dan pakar pakar lainnya sudah mengupas masalah masalah yang tak kunjung habisnya ini. Kenakalan remaja diibaratkan seperti lingkaran hitam yang tak pernah putus, yang terus ada dari hari ke hari,bulan ke bulan,tahun ke tahun, bahkan masa ke masa yang permasalahnya semakin rumit. Hal ini tentu saja sejalan dengan perkembangan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang , arus informasi yang semakin mudah di akses dan gaya hidup yang modernisasi. Disamping hal hal ini bermanfaat bagi dunia edukasi, tapi hal hal ini juga menimbulkan dampak negative yang cukup meluas bagi remaja pada khususnyaapabila penggunaannya tanpa pengawasan yang baik dari orang tua.

Berdasarkan data terbaru dari BPS RI dan Bappenas pada tahun 2013, kelompok umur penduduk Indonesia rentang usia 10 sd 19 tahun berjumlah 44.241.000 jiwa, hal ini tentunya bisa menjadi aset bangsa yang berharga apabila remaja dapat menunjukkan potensi dirinya dan bisa menjadi malapetaka apabila remaja-remaja penerus bangsa ini terjerumus ke dalam lingkaran yang menyimpang.Secara umum permasalah-permasalahan remaja yang terjadi dewasa kini antara lain :

  1. Sex pra nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan
  2. Aborsi
  3. kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan
  4. Pernikahan dini
  5. HIV dan AIDS
  6. Miras dan narkoba

Dari hal-hal di atas saya rasa cukup membuat kita tercengang, bagaimana mungkin remaja yang masih muda,polos,energik,potensial yang menjadi harapan keluarga dan bangsa bisa terjerumus ke dalam hal hal yang merugikan dan tidak bermanfaat tersebut. Tanpa kita sadari banyak generasi-generasi penerus bangsa di luar sana sedang menggunakan narkoba, terlibat perilaku sex bebas, aborsi serta kenakalan remaja lainnya. Sungguh sangat mengejutkan dan sangat di sayangkan.

Kenakalan remaja di era globalisasi ini bisa dikatakan sudah tidak wajar lagi. Banyak anak-anak di bawah umur bahkan yang lebih mengejutkan anak-anak di bangku sekolah dasar sudah tau merokok, sudah tau narkoba, free sex dan perilaku menyimpang lainnya, dan yang sangat mengejutkan lagi adalah, sekarang anak SD pun sudah tau pacaran dan tentu saja hal ini tidak mempungkiri anak-anak tersebut tidak melakukan hal-hal aneh dengan pasangannya, minimal kita katakan seperti “kissing” dan hal lainnya. Coba kita bayangkan jika hal-hal ini tidak segera kita atasi dan mendapat perhatian khusus dari kita semua,akan jadi seperti apakah generasi kita 10 , 20 tahun ke depan. Semua kemungkinan kita yang tentukan.

Di Aceh sendiri, juga banyak kita temui perilaku perilaku remaja yang tidak sesuai. Dengan diberlakukan syariat islam di aceh seolah tidak membuat gerah para pelaku penyimpangan. Banyak kita lihat para pelajar sekolah dasar,menengah yang sudah merokok bahkan mengkonsumsi narkoba, serta perilaku pacaran yang dianggap ngetrend di kalangan pelajar. Tentu saja hal ini dapat menjerumuskan remaja ke jalan-jalan yang menyimpang yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku. Saya pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri saat saya masih bersekolah di bangku SMP, salah seorang teman saya hamil di luar nikah dan kemudian terpaksa putus sekolah dan menikah, padahal waktu itu dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Sungguh sangat miris. Tentu saja hal ini tidak hanya terjadi di tempat saya, bahkan bisa jadi di sekitar anda sendiri,hal ini bisa saja terjadi dimanapun dan kapanpun. Tentu saja ada hal yang melatarbelakangi semua perististiwa-peristiwa tersebut, seperti kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan orang tua,pergaulan dengan teman yang tidak sesuai, peran dan perkembangan iptek yang berdampak negative, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, tidak adanya media penyalur bakat akan hobinya dan yang paling penting adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap agama.


Dari kejadian-kejadian yang telah kita uraikan, tentu saja hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Orang tua, guru, dan masyarakat harus berperan aktif dalam mengatasinya. Adapun upaya upaya yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerjasama dengan pihak berwenang untuk melakukan penyuluhan seputar kehidupan remaja, baik itu tentang Narkoba,PUP (pendewasaan usia perkawinan), HIV / AIDS, Life Skill, dll atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin ke sekolah.dan juga di tekankan kepada guru untuk lebih peka terhadap siswanya, karna biasanya transaksi narkoba sering terjadi di kalangan pelajar dan juga memperhatikan pergaulan pelajar yang melewati batas kewajaran dan menindaknya. Dan yang tak kalah penting adalah peran orang tua yang harus menekankan pendidikan moral dan agama kepada putra putrinya sehingga mereka paham akan hukum dan hal hal yang boleh dilakukan dan tidak. Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak anaknya,orang tua harus memberikan teladan yang baik, jadi baik buruknya anak, tergantung dari service yang di berikan oleh orang tuanya, orang tua juga harus senantiasa mengawasi, tanpa anak anak merasa terawasi. Sehingga ia bebas bergerak dalam pengawasan tanpa perasaan yang mengganjal dan terikat. Berikan kebebasan kepada anak untuk bergerak bebas tapi tetap dalam aturan, sehingga anak anak bisa mengekpresikan dirinya dan menghasilkan prestasi untuk diri dan untuk negeri. Remaja yang baik berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik. Semoga Bermanfaat.

Quality Time : Tembok Penghalang Konflik Remaja

(Oleh : Almira Hilal)

Pada kehidupan remaja, konflik memang sulit dipisahkan, mulai dari konflik antarteman, sahabat, guru, lingkungan sekitar, bahkan konflik dengan orang tua. Beberapa konflik biasa dimulai dengan perdebatan, seperti perdebatan antara remaja dan orang tua. Orang tua merasa anaknya sangat susah diatur, sedangkan remaja menganggap orang tua tidak memberi kebebasan dan kepercayaan kepadanya untuk menemukan identitas diri atau jati dirinya. Perdebatan inilah yang akan menimbulkan konflik yang berkelanjutan.

Pada dasarnya tidak ada yang dapat disalahkan dalam permasalahan ini, hanya saja perlu satu titik temu untuk menyelesaikannya, salah satunya adalah membangun quality time antara remaja dan orang tua. Makna quality time pun sering disalah artikan, quality time sering dianggap identik dengan liburan bersama dengan menghabiskan biaya besar, waktu yang lama, dsb. Bahkan ada yang menganggap quality time cukup dengan meng-upload foto, check in di jejaring sosial dengan menandai sedang bersama orang tua, namun setelah itu mereka akan kembali dengan kesibukannya masing-masing, tanpa adanya perbincangan atau candaan antarsesama.

Lalu situasi bagaimana yang dikatakan quality time?
Quality time adalah saat di mana keluarga dapat berkumpul bersama, saling bercerita, sharing, bercengkrama, melakukan hal-hal kecil yang bermakna dan tak terlupakan, atau cukup dengan makan bersama keluarga, dsb. Pada dasarnya, quality time bertujuan untuk membangun komunikasi dan meningkatkan keakraban serta rasa kepercayaan satu sama lain, belajar tentang arti kekeluargaan, dan yang tidak kalah penting adalah menjadikan para remaja menjadi pribadi yang lebih stabil, baik dalam hal bergaul, mengontrol emosi, dsb. Adanya keakraban dan komunikasi antara remaja dan orang tua yang lebih baik akan dibarengi dengan psikologi remaja yang stabil sehingga akan muncul rasa saling memahami satu sama lain yang dapat menjadi tembok penghalang timbulnya konflik antara remaja dan orang tua.

Kesibukan orang tua maupun remaja dapat menjadi salah satu alasan utama hilangnya quality time dalam sebuah keluarga. Berikut ada lima cara sederhana menciptakan quality time bersama keluarga :
  1. Sadari bahwa waktu tidak dapat diulang dan memiliki batasan (baik batasan dari sisi pertemuan itu sendiri maupun batasan usia).
  2. Pastikan seluruh anggota keluarga terlibat di dalamnya, seperti sharing. Beri kesempatan kepada seluruh anggota keluarga untuk mengemukakan aspirasi dan pendapatnya dan hindari kata-kata atau candaan yang dapat membuat suasana menjadi kurang kondusif.
  3. Di balik kesibukan yang padat, luangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga secara rutin, minimal sarapan pagi atau makan malam bersama, bergotong royong di minggu pagi, atau kegiatan-kegiatan kecil yang bermanfaat lainnya.
  4. Pilihlah aktivitas yang dapat dilakukan untuk menikmati quality time, tidak harus mahal, seperti berolahraga bersama, nonton bersama, dsb. Namun dengan hobi yang berbeda, terkadang membuat keluarga memutuskan untuk melakukan aktivitas di luar rumah bersama orang lain yang memiliki hobi yang sama. Sebenarnya perbedaan hobi tersebut dapat didiskusikan bersama sehingga kegiatan yang akan dilakukan pada akhir pekan dapat dilakukan secara bergantian. Kuncinya adalah setiap anggota keluarga harus merasa terlibat agar kegiatan yang dipilih dapat dinikmati oleh semuanya.
  5. Sadari bahwa quality time tidak hanya bermanfaat bagi remaja atau orang tua saja, namun seluruh anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari quality time.
  6. Riset membuktikan bahwa aroma ruangan atau sabun yang dinikmati bersama keluarga dalam waktu yang lama dapat membuat seseorang mengasosiasikannya dengan kenangan indah bersama keluarga.
  7. Pelihara quality time yang sudah terbentuk agar bisa bertahan selama-lamanya dan tetap bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga.

Rabu, 11 November 2015

Yuk Jadi Remaja GenRe!

(Oleh : Tjut Aqsha Annatasya)

Nahloh! Denger kata GenRe, mungkin sebagian dari kamu sudah tahu yaa? Atau mungkin sebagian lagi belum tahu apa kepanjangan dari GenRe? Yang mau tahu lebih banyak, kita cerita dulu deh disini sedikit aja tentang GenRe.

GenRe sendiri kepanjangan dari Generasi Berencana salah satu program untuk Remaja dari BKKBN, kalo ngomongin soal berencana, pasti aja kepikirannya keluarga berencana yang merencanakan punya anak cuma dua. Memang sih bersangkutan kesitu, tapi Generasi Berencana sebenarnya jauh lebih luas dari itu. Generasi Berencana itu ya kita, kamu yang masih muda dan diusia 10-24 tahun, yang merencanakan masa depan kamu sendiri. Generasi Berencana sendiri kalo bisa diartikan secara sederhana ya generasi yang memiliki rencana tentang masa depannya akan seperti apa, bagaimana, mau jadi apa, yang pastinya bersangkutan dengan pembangunan negeri kita, karena kalau bukan kita yang masih muda ini yang berencana untuk itu, siapa lagi kan?

Untuk membangun generasi yang hebat, semua tentunya harus dimulai dari individu masing masing, hal yang paling utama adalah kesehatan, kebayang gak sih kalo kita sakit? Jangankan merencanakan hal yang besar, hal kecil saja pasti sudah gak kepikiran karena badan yang gak fit. Nah, untuk jadi generasi yang sehat, pastinya harus dimulai dengan pemenuhan gizi yang baik, mulai dari kita nih, sekarang sudah harus pilih-pilih mana makanan dan minuman yang sehat, makanan yang tidak memicu sel kanker menjadi aktif, ataupun makanan dan minuman yang tidak terjaga kebersihannya, semua pengetahuan tentang makanan sehat, bisa kita browsing dan tanya ke mbah google kok. Terutama soal minuman, jauhin deh yang namanya minuman beralkohol, karena bisa menimbulkan kerusakan di liver, otak, tulang dan juga panca indera kita, masa minuman yang bikin sakit dibilang keren? Haduh engga deh!

Selain soal gizi, kita juga harus sehat secara pergaulan, karena pergaulan yang bebas justru bisa bikin kita jadi berpenyakit juga, dan malah lebih parah! Dan mulai saat ini juga, kamu pastinya, sudah harus memilih dengan siapa kamu bergaul. Pergaulan bebas yang dekat dengan kegiatan seks bebas dan juga penggunaan NAPZA (Narkotika Psikitropika dan Zat Adiktif) bisa mendorong kamu ke berbagai penyakit! Kalau untuk seks bebas, mungkin penyakit yang paling populer adalah HIV yang bisa menyebabkan kematian dalam jangka panjang, tapi gak cuma itu banyak juga penyakit lain seperti sifilis dan gonore. Kalau efek NAPZA, kebanyakan mungkin sudah banyak yang tahu kan, pastinya banyak sekali dampaknya dari segi kesehatan, seperti penurunan kemampuan otak yang bisa membuat kita bodoh bahkan gangguan jiwa dan juga dampak kesehatan lainnya seperti pada jantung, liver maupun lambung. Jadi? Masih ada orang keren karena seks bebas dan NAPZA? Please, semua itu gak bikin keren sama sekali, tapi malah bikin sakit!

Kalau kamu sudah sehat, sekarang, tinggal kamu yang diasah! Kalau jadi sehat aja sih, masih belum cukup untuk dibilang generasi yang berencana hehehe. Sekarang, kamu harus merencakan masa depan kamu. Caranya sederhana kok, buat target target untuk seminggu atau sebulan kedepan saja dulu. Mulai dari segala hal yang sederhana seperti, ‘ujian minggu depan aku harus dapet nilai 9’ dan lain lain. Dari hal kecil, kamu juga bisa mulai untuk membuat perencanaan untuk hal yang lebih besar seperti bulan depan apa yang harus kamu capai, dan tahun depan apa yang juga harus kamu raih. Hal seperti itu akan membuat kamu lebih semangat untuk berprestasi loh! Nah, kalo kamu sudah merencanakan segala hal, tapi masih gagal, kamu harus evaluasi diri, apa yang kurang dari usaha kamu, atau malah keterampilan kamu untuk mencapai apa yang kamu rencanakan. Jangan stres kalau gak tercapai, banyak sharing dengan keluarga dan orang tua, mungkin bisa banyak membantu kamu dalam meraih impian dan cita-cita kamu.

Selain ketiga hal diatas, hal terakhir yang perlu kamu perhatikan juga untuk menjadi Generasi Berencana adalah usia perkawinan. Nahh, ada yang sudah dekat usianya? Hehehe, jangan buru-buru mau menikah! Sibukkan dulu diri kamu dengan pendidikan dan juga prestasi, nanti saat usia kamu minimal 21 tahun (perempuan) dan 25 tahun (laki-laki) baru deh kamu boleh bersiap siap untuk menikah. Jadi, kenapa sih usia pernikahan harus ditunda? Nah, jawabannya simpel aja, kalau dari segi kesehatan, organ reproduksi perempuan belum siap untuk melakukan hubungan seksual sampai usia 21 tahun, jadi hubungan seksual bagi perempuan yang dilakukan dibawah usia 21 tahun akan sangat berisiko menjadi kanker rahim. Sementara untuk laki-laki, simpel aja sih, masa iya mau menikah padahal belum kerja dan punya karir? Mau makan apa istrinya nanti? Hehehe. Selain itu, secara emosional, usia yang lebih dewasa pastinya lebih matang secara emosional untuk menerima beban di pernikahan, itu kenapa usia perkawinan harus kita tunda dulu.

Soooo, itu dia tadi hal hal dasar yang harus kamu lakuin kalau kamu mau jadi Generasi Berencana. Generasi Berencana bukan mustahil bisa melahirkan generasi emas untuk Indonesia, dan semuanya berawal dari kita, sesimpel itu. Yuk jadi Generasi Berencana!

Selasa, 10 November 2015

Belajar dari Negeri Sakura

(Oleh : Pinka Satria Aqsa)


Program JENESYS 2,0 (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth / Jaringan Pertukaran untuk Mahasiswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur merupakan program pertukaran pemuda antara Jepang dan negara-negara anggota ASEAN. Diselenggarakan oleh JICE (Japan International Cooperation Center), program pertukaran pelajar ini difasilitasi oleh pemerintah Jepang. Namun dalam penyelenggaraannya, Pemerintah Jepang bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional, seperti Sekretariat ASEAN, Sekretariat SAARC, Japan – U.S. Educational Commission, Japan-China Friendship Center dan lembaga-lembaga lainnya.

Pemerintah Jepang mengundang para peserta untuk berkunjung ke Jepang mengikuti berbagai agenda di antaranya Seminar Ilmiah; Kunjungan ke kampus Tohoku University; visitasi beberapa kawasan pelestarian bangunan cagar budaya dan bangunan pencakar langit serta di akhiri dengan FGD dan presentasi hasil temuan di depan pihak penyelenggara. Selama perjalanan di Jepang, saya sangat bangga menjadi wakil indonesia dan sangat bersyukur kepada Allah SWT atas kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan khususnya dibidang Urban Planning yang sangat sesuai dengan backgroud perkuliahan saya sebagai Mahasiswa Jurusan Arsitektur.

Ada beberapa hal yang tidak dapat saya lupakan saat saya berada di japan. Keramahtamahan masyarakat jepang dan kedisipilannya membuat saya tergugah untuk lebih menjaga ketepatan waktu dalam menjalankan segala aktifitas. Memang ada yang berkata waktu adalah uang, tetapi sebenarnya pemahaman yang saya dapatkan adalah lebih dari “waktu adalah uang”, melainkan dengan kita menjaga ketepatan waktu akan melatih menjadi jiwa yang lebih bertanggung jawab dan menghargai setiap detik waktu yang di berikan oleh tuhan.

Para peserta JENESYS 2.0 diwajibkan berpartisipasi secara progresif dengan memahami tujuan dari setiap program yang ada, serta mampu mengikuti program dengan aktif sehingga akan memperoleh lebih banyak penemuan dengan membandingkan apa yang ada di negara asalnya. Selain itu, pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari dari program ini, bukanlah semata-mata hanya dijadikan sebagai kenangan pribadi, tetapi untuk saling berbagi dengan teman-teman lainnya dan dirangkum menjadi sebuah rencana tindakan. Kesempatan ini juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi guna memperluas pemahaman tentang Jepang bagi orang lain.

Darwati A. Gani Dukung Program KKB-PK

(Oleh : Rahmat Nazillah)

Darwati A. Gani, perempuan yang kini duduk di Komisi VI DPRA ini merupakan istri mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang menjabat pada periode 2007 – 2012. Darwati yang juga mantan ketua tim penggerak PKK Aceh ini sangat mendukung program kkb-pk BKKBN yang selama ini pernah pula dia promosikan semasa menjabat sebagai Ketua PKK Aceh.

“Saya pernah turun ke lapangan semasa menjabat sebagai Ketua PKK Aceh, dan saya sadari bahwa program ini (KKB-PK) harus kita dukung”, ucap Darwati.

Hal ini diungkapkan Darwati saat berbincang dengan kru Haba Keluarga sesaat setelah menghadiri pertemuan dengan BKKBN Provinsi Aceh.

“Tadi Bapak (Kepala BKKBN) bilang kalau masih ada di Kabupaten/Kota yang masih belum adanya kantor perwakilan BKKBN. Tentunya sebagai instansi vertikal, BKKBN akan kesulitan menjalankan programnya di tiap daerah karena tidak ada perpanjangan tangan di setiap Kabupaten/Kota”, tambah Darwati.

Sebagai anggota Komisi VI DPRA yang membidangi Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Aceh, Darwati menyadari bahwa dengan adanya pertemuan yang dilakukan dengan Perwakilan BKKBN Aceh, maka nantinya akan bisa menyusun regulasi yang baru yang bisa mengatur koordinasi antara BKKBN Provinsi dengan perwakilan di Kabupaten/Kota.

“Selama ini cuma imbauan – imbauan saja kepada SKPD, tapi dengan pertemuan tadi (dengan Perwakilan BKKBN Aceh) kita bisa menyusun kembali regulasi yang dapat mengatur koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota”. Kata Darwati.

Wanita yang pernah mendapat penghargaan sebagai  100 wanita inspiratif Indonesia di Hari Kartini 2011 ini, akan terus mendorong Biro Keorganisasian Pemerintah Aceh untuk membenahi struktur SKPD agar terbentuk koordinasi baik antara Perwakilan BKKBN Aceh dan Perwakilan BKKBN di tiap Kabupaten/Kota di Aceh.

“Nanti kami (anggota Komisi VI DPRA) akan meminta Biro Keorganisasian untuk membenahi hal tersebut, agar program BKKBN bisa berjalan baik di Kabupaten/Kota”, ucap Darwati.

Diakhir perbincangan dengan kru Haba Keluarga, meski dengan kesibukannya sebagai anggota Komisi VI DPRA, Darwati juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali mempromosikan program kkb-pk jika memang diminta oleh pihak BKKBN.

“Jika saya diminta untuk kembali turun ke daerah mempromosikan program BKKBN, dengan senang hati saya akan melakukannya” tutup Darwati.

Senin, 09 November 2015

Indonesiaku Masih Terjajah

(Oleh : Annisa)

“Berikan aku 1000 orang tua, maka akan kucabut Sumeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, maka akan ku goncangkan dunia” (Ir.Soekarno)

Siapa yang tidak mengenal Indonesia? Negeri yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah ruah serta destinasi wisata perairan yang memesona. Indonesia yang luar biasa indah dan disebut-sebut sebagai Atlantis yang hilang. Maka, patutlah mengapa Indonesia menjadi primadona yang diperebutkan bangsa Spanyol, Portugis, dan Belanda di era nenek moyang.

Namun kini apa yang terjadi dengan Nusantara? Pesonanya seakan-akan menguap karena tingkah laku makhluk berakal di dalamnya. Mulai dari kalangan manusia yang semakin banyak mengerat harta kekayaan Indonesia dari tiang-tiang pondasinya, hingga keegoisan yang kefatalannya perlahan membakar paru-paru dunia.

Sebagian besar bangsa Indonesia lupa jerih payah nenek moyangnya. Lupa masa keemasan kerajaan maritim Nusantara pernah menjadi yang terkuat di masanya. Seakan terhipnotis dengan arus globalisasi, perlahan bangsa ini meninggalkan budayanya. Semuanya terseret budaya modern yang minim etika. Gotong royong yang biasanya dilakukan di tiap desa seminggu sekali kini juga ikut berganti dengan sikap individualis dan materialistis.

Indonesia sebagai Pasar
Bangsa asing tentu bahagia melihat tragedi ini. Tidak ada secuil pun alasan bagi mereka untuk bersedih, karena ini kesempatan untuk mengeruk kekayaan Indonesia dengan laba yang sangat menggiurkan. Mereka juga ikut memasarkan produknya di pasar Indonesia. Semua turut dipasarkan, mulai dari baskom hingga tongsis (tongkat narsis-red) untuk memenuhi hasrat menikmati tren anak muda dalam ber-selfie. Semua hal itu terus dilakukan sembari berjaga-jaga memantau apakah bangsa ini sadar ia sedang dibodohi. Mereka takut jika bangsa ini sadar dan membuat apa yang diperlukannya sendiri. Tentu mereka akan rugi besar jika pasarnya hilang. Oleh karena itu berbagai siasat dijalankan, mulai dari cicilan ringan hingga promo besar-besaran.

Strategi yang diterapkan oleh bangsa asing bertujuan membuat bangsa Indonesia semakin gelap mata. Kita terlalu terfokus pada budaya dan gaya baru sehingga lupa indahnya karya Indonesia. Semuanya seakan berlomba untuk tidak ingin dikatakan kudet (kurang update-red) oleh sesamanya. Semua mulai terserang dua penyakit jiwa: konsumerisme dan shopaholic akut. Dua penyakit itu jika dibiarkan akan semakin membuat Indonesia sulit menjadi negara maju.

Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang produksi secara berlebihan. Ini justru sangat merugikan, terlebih saat orang-orang bukan membeli produk dalam negeri, melainkan produk impor. Kita seakan bangga saat mengenakan tas branded asal Perancis, memiliki kotak makanan asal Amerika, bahkan memakan coklat hazelnut buatan negeri tetangga. Dan secara tidak langsung ini pasti berdampak buruk pada pengusaha Indonesia serta memungkinkan matinya semangat berwirausaha di dalam diri para generasi muda.

Sementara shopaholic adalah kebiasaan seseorang dalam berbelanja secara berlebihan. Bagi para shopaholic akut, mereka akan membeli barang apa pun walaupun tidak terlalu dibutuhkan, terutama saat barang yang dijual sedang diskon atau promo besar-besaran. Penyakit ini kebanyakan mengidap pada sebagian besar wanita di Indonesia. Mereka sanggup menghabiskan banyak waktu di mall-mall untuk hal itu.

Dua penyakit akut itupun menjadi dasar dispesialkannya Indonesia sebagai target pasar bagi bangsa asing. Contohnya saja terbukti pada 13 Maret 2014 lalu, dimana perusahaan handphone BlackBerry meluncurkan edisi khusus BlackBerry Z3 (Jakarta Edition). CEO BlackBerry, John Chen, juga mengakui bahwa Indonesia adalah pasar terbesar. Ini membuat BlackBerry memproduksikan handphone khusus yang terinspirasi dari Indonesia, pasar yang besar dan ibu kotanya dengan perkembangan ekonomi tercepat. Produk yang mulai dipasarkan khusus di Indonesia pada 15 Mei ini juga dibanderol dengan harga yang terjangkau. Hasilnya? Mustahil jika tidak laku keras.

Ironi Indonesia
Berbeda yang terjadi dengan B.J Habibie pada pesawat N 250-nya. Sosok yang sangat mengabdi pada Indonesia ini membuktikan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang mampu dalam tekhnologi yang ditunjukkan dengan penerbangan perdana pesawat tersebut pada 10 Agustus 1995. Kala itu, pesawat tersebut diyakini akan laris manis di industri penerbangan, mengingat belum ada pesawat dengan kelas serupa. Namun apa yang terjadi? Pada krisis 1998, dari 150 BUMN yang ada, hanya 1 BUMN yang dikenakan keputusan IMF (International Monetary Fund) untuk dihentikan proyeknya, yaitu PT. Dirgantara Indonesia dan pesawat kebanggaan Indonesia, N 250. Hal ini pun membuat N 250 tergeser oleh “adik kelasnya”, ATR 72 asal Prancis yang laku keras hingga 1500 unit.

16 tahun kemudian, tepatnya pada awal tahun 2012 Indonesia di semangatkan kembali dengan hadirnya mobil Kiat Esemka yang dirakit oleh siswa SMK 2 dan SMK Warga Surakarta. Mobil ini digunakan oleh Wali kota Solo pada masa itu, Joko Widodo sebagai transportasi dinasnya. Tak perlu waktu lama, Jokowi pun mengajukan uji kelayakan mobil tersebut pada pemerintah pusat. Pada 27 Februari 2012 mobil ini mengikuti berbagai tes di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong, Tangerang. Berbagai uji dilakukan mulai dari mutu hingga pengesahan rancang bangun dan rekayasa. Dan hasilnya? Untuk kedua kalinya, Bangsa Indonesia dibuat kecewa karena Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan pada maa itu, Bambang S. Ervan menyatakan bahwa mobil Kiat Esemka tidak memenuhi standar yang ditetapkan dengan dalih gagal lulus uji emisi. Ya, mungkin alasan kekalahan mobil tipe SUV (mobil keluarga-red) itu karena ia dihadapkan pada industri raksasa otomotif di Indonesia.


Namun apakah kini kita harus berhenti untuk kembali membangun? Tentu tidak. Hal ini menjadi cubitan kecil bagi kita untuk bangun dari tidur panjang dan bangkit bersama membangun bangsa. Apapun rintangannya, kita harus menghadapinya bersama. Bukankah lidi yang banyak akan lebih mudah untuk menyapu sampah daripada sebatang lidi saja? Hal yang wajib kita ubah adalah pola perilaku bangsa yang berpendidikan tinggi. Buka mata hati kita, tumbuhkan lagi sikap sederhana, dan basmi perlahan penyakit konsumerisme dan shopaholic akut. Jika mampu meng-handle semua permasalahan dengan baik dan kompak, Indonesia dapat menjadi saingan berat negara maju lainnya. Bersemangatlah! Dunia menunggu generasi emas Indonesia. Saatnya menjadi generasi yang berencana!