Kamis, 12 November 2015

Quality Time : Tembok Penghalang Konflik Remaja

(Oleh : Almira Hilal)

Pada kehidupan remaja, konflik memang sulit dipisahkan, mulai dari konflik antarteman, sahabat, guru, lingkungan sekitar, bahkan konflik dengan orang tua. Beberapa konflik biasa dimulai dengan perdebatan, seperti perdebatan antara remaja dan orang tua. Orang tua merasa anaknya sangat susah diatur, sedangkan remaja menganggap orang tua tidak memberi kebebasan dan kepercayaan kepadanya untuk menemukan identitas diri atau jati dirinya. Perdebatan inilah yang akan menimbulkan konflik yang berkelanjutan.

Pada dasarnya tidak ada yang dapat disalahkan dalam permasalahan ini, hanya saja perlu satu titik temu untuk menyelesaikannya, salah satunya adalah membangun quality time antara remaja dan orang tua. Makna quality time pun sering disalah artikan, quality time sering dianggap identik dengan liburan bersama dengan menghabiskan biaya besar, waktu yang lama, dsb. Bahkan ada yang menganggap quality time cukup dengan meng-upload foto, check in di jejaring sosial dengan menandai sedang bersama orang tua, namun setelah itu mereka akan kembali dengan kesibukannya masing-masing, tanpa adanya perbincangan atau candaan antarsesama.

Lalu situasi bagaimana yang dikatakan quality time?
Quality time adalah saat di mana keluarga dapat berkumpul bersama, saling bercerita, sharing, bercengkrama, melakukan hal-hal kecil yang bermakna dan tak terlupakan, atau cukup dengan makan bersama keluarga, dsb. Pada dasarnya, quality time bertujuan untuk membangun komunikasi dan meningkatkan keakraban serta rasa kepercayaan satu sama lain, belajar tentang arti kekeluargaan, dan yang tidak kalah penting adalah menjadikan para remaja menjadi pribadi yang lebih stabil, baik dalam hal bergaul, mengontrol emosi, dsb. Adanya keakraban dan komunikasi antara remaja dan orang tua yang lebih baik akan dibarengi dengan psikologi remaja yang stabil sehingga akan muncul rasa saling memahami satu sama lain yang dapat menjadi tembok penghalang timbulnya konflik antara remaja dan orang tua.

Kesibukan orang tua maupun remaja dapat menjadi salah satu alasan utama hilangnya quality time dalam sebuah keluarga. Berikut ada lima cara sederhana menciptakan quality time bersama keluarga :
  1. Sadari bahwa waktu tidak dapat diulang dan memiliki batasan (baik batasan dari sisi pertemuan itu sendiri maupun batasan usia).
  2. Pastikan seluruh anggota keluarga terlibat di dalamnya, seperti sharing. Beri kesempatan kepada seluruh anggota keluarga untuk mengemukakan aspirasi dan pendapatnya dan hindari kata-kata atau candaan yang dapat membuat suasana menjadi kurang kondusif.
  3. Di balik kesibukan yang padat, luangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga secara rutin, minimal sarapan pagi atau makan malam bersama, bergotong royong di minggu pagi, atau kegiatan-kegiatan kecil yang bermanfaat lainnya.
  4. Pilihlah aktivitas yang dapat dilakukan untuk menikmati quality time, tidak harus mahal, seperti berolahraga bersama, nonton bersama, dsb. Namun dengan hobi yang berbeda, terkadang membuat keluarga memutuskan untuk melakukan aktivitas di luar rumah bersama orang lain yang memiliki hobi yang sama. Sebenarnya perbedaan hobi tersebut dapat didiskusikan bersama sehingga kegiatan yang akan dilakukan pada akhir pekan dapat dilakukan secara bergantian. Kuncinya adalah setiap anggota keluarga harus merasa terlibat agar kegiatan yang dipilih dapat dinikmati oleh semuanya.
  5. Sadari bahwa quality time tidak hanya bermanfaat bagi remaja atau orang tua saja, namun seluruh anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari quality time.
  6. Riset membuktikan bahwa aroma ruangan atau sabun yang dinikmati bersama keluarga dalam waktu yang lama dapat membuat seseorang mengasosiasikannya dengan kenangan indah bersama keluarga.
  7. Pelihara quality time yang sudah terbentuk agar bisa bertahan selama-lamanya dan tetap bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar