(Oleh : Almira Hilal)
Pada kehidupan
remaja, konflik memang sulit dipisahkan, mulai dari konflik antarteman, sahabat, guru,
lingkungan sekitar, bahkan konflik dengan orang tua. Beberapa konflik biasa dimulai dengan perdebatan, seperti perdebatan antara remaja dan orang tua.
Orang tua merasa anaknya
sangat susah diatur, sedangkan remaja
menganggap orang tua tidak memberi kebebasan dan kepercayaan kepadanya untuk
menemukan identitas diri atau jati dirinya.
Perdebatan inilah yang akan menimbulkan konflik yang berkelanjutan.
Pada dasarnya tidak ada
yang dapat disalahkan dalam permasalahan ini, hanya saja perlu satu titik temu
untuk menyelesaikannya, salah satunya adalah membangun quality time antara
remaja dan orang tua. Makna quality time pun sering disalah artikan,
quality time sering dianggap
identik dengan liburan bersama dengan menghabiskan biaya
besar, waktu yang lama, dsb. Bahkan ada
yang menganggap quality time cukup
dengan meng-upload foto, check in di jejaring sosial dengan menandai sedang bersama
orang tua, namun setelah itu mereka akan kembali
dengan kesibukannya masing-masing,
tanpa adanya
perbincangan atau
candaan antarsesama.
Lalu situasi bagaimana
yang dikatakan quality time?
Quality time
adalah saat di mana
keluarga dapat berkumpul bersama, saling bercerita, sharing, bercengkrama, melakukan hal-hal
kecil yang bermakna dan tak terlupakan, atau cukup dengan makan bersama
keluarga, dsb. Pada
dasarnya, quality time bertujuan untuk membangun
komunikasi dan meningkatkan keakraban serta rasa kepercayaan satu sama lain, belajar
tentang arti kekeluargaan, dan yang tidak kalah penting adalah menjadikan para
remaja menjadi pribadi yang lebih stabil, baik dalam hal bergaul, mengontrol
emosi, dsb. Adanya
keakraban dan komunikasi antara remaja dan orang tua yang lebih baik akan
dibarengi dengan psikologi remaja yang stabil sehingga akan muncul rasa saling memahami satu
sama lain yang dapat menjadi tembok penghalang timbulnya konflik antara remaja dan orang tua.
Kesibukan orang tua maupun remaja dapat menjadi salah satu alasan utama hilangnya quality time dalam sebuah keluarga. Berikut ada lima cara sederhana menciptakan
quality time bersama keluarga :
- Sadari bahwa waktu tidak dapat diulang dan memiliki batasan (baik batasan dari sisi pertemuan itu sendiri maupun batasan usia).
- Pastikan seluruh anggota keluarga terlibat di dalamnya, seperti sharing. Beri kesempatan kepada seluruh anggota keluarga untuk mengemukakan aspirasi dan pendapatnya dan hindari kata-kata atau candaan yang dapat membuat suasana menjadi kurang kondusif.
- Di balik kesibukan yang padat, luangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga secara rutin, minimal sarapan pagi atau makan malam bersama, bergotong royong di minggu pagi, atau kegiatan-kegiatan kecil yang bermanfaat lainnya.
- Pilihlah aktivitas yang dapat dilakukan untuk menikmati quality time, tidak harus mahal, seperti berolahraga bersama, nonton bersama, dsb. Namun dengan hobi yang berbeda, terkadang membuat keluarga memutuskan untuk melakukan aktivitas di luar rumah bersama orang lain yang memiliki hobi yang sama. Sebenarnya perbedaan hobi tersebut dapat didiskusikan bersama sehingga kegiatan yang akan dilakukan pada akhir pekan dapat dilakukan secara bergantian. Kuncinya adalah setiap anggota keluarga harus merasa terlibat agar kegiatan yang dipilih dapat dinikmati oleh semuanya.
- Sadari bahwa quality time tidak hanya bermanfaat bagi remaja atau orang tua saja, namun seluruh anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari quality time.
- Riset membuktikan bahwa aroma ruangan atau sabun yang dinikmati bersama keluarga dalam waktu yang lama dapat membuat seseorang mengasosiasikannya dengan kenangan indah bersama keluarga.
- Pelihara quality time yang sudah terbentuk agar bisa bertahan selama-lamanya dan tetap bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar