Kamis, 05 November 2015

Menikah Muda Antara Ambisi, Tradisi Atau Gengsi?

(Oleh : Nanda Satria)

Menikah adalah sebuah perjanjian suci antara seorang laki laki dan perempuan, menikah juga merupakan sebuah ibadah yan dianjurkan oleh allah SWT. Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun ada beberapa fakta yang sangat unik terjadi dalam kehidupan saat ini yaitu semakin banyaknya remaja yang berlomba lomba untuk bisa menikah diusia muda. Ada yang menikah selesai Kuliah, selesai SMA bahkan selesai SMP maupun SD, dan apakah itu merupakan ambisi mereka untuk bisa menjadi panutan, ataukah hanya sebuah tradisi yang sudah terjadi turun temurun atau malah gengsi melihat teman teman sebayanya sudah menikah bahkan sudah berselfie dengan si buah hati? Dan apakah mereka mengerti makna menikah itu sendiri.

Menurut data SDKI tahun 2012, angka pernikahan dini pada umur 15-19 tahun di perkotaan meningkat menjadi 32%. Bila dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya angka pernikahan dini pada umur 15-19 tahun hanya 26%. Fenomena ini justru berbanding terbalik dengan yang terjadi di pedesaan, dimana pada tahun 2012 angka pernikahan dini menurun menjadi 58% jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya yang mencapai angka 61%.  nah dari data tersebut muncul pertanyaan apa sebenarnya yang membuat remaja begitu tertarik untuk menikah di usia dini?

Apabila pernikahan pada usia muda ini merupakan sebuah ambisi yang sangat besar, merasa sudah siap untuk bertanggung jawab bahkan sudah matang dalam segi fisik maupun non-fisik bukanlah masalah bagi mereka untuk segera menikah. Toh pada dasarnya agama juga tidak pernah melarang seseorang untuk menikah diusia muda, yang ada hanyalah menikah bagi yang sudah baligh dan mampu, agar bisa mencegah perbuatan zina. Disisi lain ada juga sebagaian masyarakat yang menikah diusia muda karena faktor paksaan dari orang tua, meskipun hal semacam ini terjadi pada zaman siti nurbaya namun masih ada beberapa daerah di Indonesia yang menjalankan tradisi ini. Entahlah apakah ini memang tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh nenek moyang mereka atau memang ala siti nurbaya karena memiliki hutang dan si anak menjadi taruhannya atau bahkan karena kondisi ekonomi keluarga yang mengharuskan si anak untuk menikah diusia muda dengan harapan bisa hidup bahagia oleh pasangannya dan mengurangi beban si orang tua.

Tanpa kita sadari pengaruh acara acara di TV  dan media elektornik yang semakin cangih juga memperngaruhi pernikahan diusia muda, lihat saja belakangan ini banyak artis yang menikah muda bahkan ada yang disiarkan secara langsung di beberapa stasiun TV dan hasilnya sudah bisa ditebak para remaja pun terhipnotis untuk mengikuti trendnya para artis. Selain itu fenomena yang paling sering terjadi pada remaja yang menikah muda adalah hamil di luar nikah atau dalam bahasa baratnya di namakan married by accident. Di era sekarang pacaran bukanlah sesuatu yang asing lagi di kalangan anak muda kalau istilahnya enggak pacaran itu hidup terasa hambar semacam sayur tanpa garam. Jadi bukan sebuah keheranan lagi apabila banyak pernikahan muda karena hamil diluar nikah, jika sudah demikian tentu keluarga ingin menutup aib dengan menikahkan anaknya walaupun masih belia padahal sangatlah membahayakan bagi seorang perempuan yang masih sangat muda sudah melahirkan, karena di masa itu tingkat emosionalnya masih labil dan organ reproduksinya juga belum kuat untuk melahirkan. Ini juga yang menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu saat melahirkan.

Selain hamil di luar nikah gengsi karena takut tidak laku atau gengsi melihat teman teman sebayanya yang sudah menikah dan berselfie dengan si buah hati juga menjadi salah satu dorongan seseorang untuk menikah diusia muda. Bahkan ada beberapa orang saat menjenguk temannya melahirkan atau saat pergi ke tempat pesta pernikahan temannya merasa seperti ada tekanan yang sangat besar untuk bisa menyusul secepat mungkin, terkadang hal hal seperti itu yang membuat seseorang menomorduakan keselamatan dan kesehatannya untuk bisa menikah muda. Meskipun mayoritas pernikahan pada usia muda  biasanya akan berujung pada perceraian, kekerasan dalam rumah tangga hingga menjadi faktor penyumbang angka kematian ibu akibat persalinan yang terlalu muda, namun itu semua hanya menjadi angin lalu bagi sebagian remaja yang sedang berada pada tekanan asmara.

Intinya menikah diusia muda bukanlah hal yang dilarang namun kalau hanya ikut ikutan trend atau gengsi sama teman buat apa??? Saat ini generasi muda sangat dibutuhkan dalam membangun negeri ini, apalagi dalam beberapa tahun kedepan kita akan mengalami yang namanya Bonus Demografi, disaat seperti itulah Negara ini membutuhkan para generasi muda untuk bisa memanfaatkan bonus demografi, agar Indonesia bisa lebih maju di segala bidang. Apakah Negara ini bisa maju dengan adanya bonus demografi yang datangnya lebih cepat dari perkiraan beberapa para ahli? Mungkin jawabannya bisa iya bisa tidak, ini semua bergantung pada produktivitas kerja para generasi muda. Jika semua bisa bekerja dan produktif, bonus demografi akan menjadi rahmat sebaliknya jika banyak yang menganggur ia akan menjadi bencana sosial. Untuk itu mari bersama wahai para generasi muda kita tinggalkan trend trend negatif yang menghantui kalangan muda-mudi  saat ini, mari kita ubah trend  tersebut menjadi sesuatu hal yang positif agar Negara ini bisa jauh lebih baik kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar