(Oleh : Rahmad Ridha)
Masa remaja merupakan masa seseorang mencari
jati dirinya dan sejalan dengan itu pula mereka akan di hadapi dengan berbagai
macam masalah , dan terkadang tidak semua masalah dapat diselesaikannya dengan
baik sehingga hal-hal tersebut mengarahkannya ke arah yang salah dan
menimbulkan kelakuan-kelakuan yang menyimpang atau kita akrab mendengarnya
dengan “kenakalan remaja”. Kenakalan remaja merupakan wujud dari
konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak
maupun pada masa remaja si pelaku. Masalah-masalah itu bisa timbul dari
keluarganya sendiri maupun dari lingkungan sosialnya. Seringkali didapati
adanya trauma masa lalunya,perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
lingkungannya,maupun trauma dengan kondisi lingkungannya,seperti kemiskinan dan
lain lain yang meimbulkan HDR (Harga Diri Rendah) dan rasa tertekan.
Mengatasi kenakalan remaja berarti menata
kembali emosi remaja yang hancur akibat pengalaman buruknya pada masa lalu.
Trauma-trauma masa lalunya harus diselesaikan,konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, mereka harus diberikan lingkungan dan suasana
yang berbeda dari sebelumnya. Pertanyaannya adalah tugas siapakah itu? Tugas
Orang tuanya? Tugas Saudaranya? Tugas pemerintah? Atau siapa? Tentu ini bukan
pertanyaan yang gampang untuk dijawab.
Akhir-akhir ini kasus kenakalan remaja semakin
meluas,bahkan hal ini sudah berlangsung sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum,psikolog,maupun
pakar agama dan pakar pakar lainnya sudah mengupas masalah masalah yang tak
kunjung habisnya ini. Kenakalan remaja diibaratkan seperti lingkaran hitam yang
tak pernah putus, yang terus ada dari hari ke hari,bulan ke bulan,tahun ke
tahun, bahkan masa ke masa yang permasalahnya semakin rumit. Hal ini tentu saja
sejalan dengan perkembangan arus globalisasi dan teknologi yang semakin
berkembang , arus informasi yang semakin mudah di akses dan gaya hidup yang
modernisasi. Disamping hal hal ini bermanfaat bagi dunia edukasi, tapi hal hal
ini juga menimbulkan dampak negative yang cukup meluas bagi remaja pada khususnyaapabila
penggunaannya tanpa pengawasan yang baik dari orang tua.
Berdasarkan data terbaru dari BPS RI dan
Bappenas pada tahun 2013, kelompok umur penduduk Indonesia rentang usia 10
sd 19 tahun berjumlah 44.241.000 jiwa, hal ini tentunya bisa menjadi aset
bangsa yang berharga apabila remaja dapat menunjukkan potensi dirinya dan bisa
menjadi malapetaka apabila remaja-remaja penerus bangsa ini terjerumus ke dalam
lingkaran yang menyimpang.Secara umum permasalah-permasalahan remaja yang
terjadi dewasa kini antara lain :
- Sex pra nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan
- Aborsi
- kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan
- Pernikahan dini
- HIV dan AIDS
- Miras dan narkoba
Dari hal-hal di atas saya rasa cukup membuat kita tercengang, bagaimana mungkin remaja yang masih muda,polos,energik,potensial yang menjadi harapan keluarga dan bangsa bisa terjerumus ke dalam hal hal yang merugikan dan tidak bermanfaat tersebut. Tanpa kita sadari banyak generasi-generasi penerus bangsa di luar sana sedang menggunakan narkoba, terlibat perilaku sex bebas, aborsi serta kenakalan remaja lainnya. Sungguh sangat mengejutkan dan sangat di sayangkan.
Kenakalan remaja di era globalisasi ini bisa
dikatakan sudah tidak wajar lagi. Banyak anak-anak di bawah umur bahkan yang
lebih mengejutkan anak-anak di bangku sekolah dasar sudah tau merokok, sudah
tau narkoba, free sex dan perilaku menyimpang lainnya, dan yang sangat
mengejutkan lagi adalah, sekarang anak SD pun sudah tau pacaran dan tentu saja
hal ini tidak mempungkiri anak-anak tersebut tidak melakukan hal-hal aneh
dengan pasangannya, minimal kita katakan seperti “kissing” dan hal lainnya.
Coba kita bayangkan jika hal-hal ini tidak segera kita atasi dan mendapat
perhatian khusus dari kita semua,akan jadi seperti apakah generasi kita 10 , 20
tahun ke depan. Semua kemungkinan kita yang tentukan.
Di Aceh sendiri, juga banyak kita temui perilaku
perilaku remaja yang tidak sesuai. Dengan diberlakukan syariat islam di aceh
seolah tidak membuat gerah para pelaku penyimpangan. Banyak kita lihat para
pelajar sekolah dasar,menengah yang sudah merokok bahkan mengkonsumsi narkoba,
serta perilaku pacaran yang dianggap ngetrend di kalangan pelajar. Tentu saja
hal ini dapat menjerumuskan remaja ke jalan-jalan yang menyimpang yang tidak
sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku. Saya pernah melihat dengan mata
kepala saya sendiri saat saya masih bersekolah di bangku SMP, salah seorang
teman saya hamil di luar nikah dan kemudian terpaksa putus sekolah dan menikah,
padahal waktu itu dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Sungguh sangat miris.
Tentu saja hal ini tidak hanya terjadi di tempat saya, bahkan bisa jadi di
sekitar anda sendiri,hal ini bisa saja terjadi dimanapun dan kapanpun. Tentu
saja ada hal yang melatarbelakangi semua perististiwa-peristiwa tersebut,
seperti kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan orang
tua,pergaulan dengan teman yang tidak sesuai, peran dan perkembangan iptek yang
berdampak negative, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, tidak
adanya media penyalur bakat akan hobinya dan yang paling penting adalah
kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap agama.
Dari
kejadian-kejadian yang telah kita uraikan, tentu saja hal ini menjadi tanggung
jawab kita bersama. Orang tua, guru, dan masyarakat harus berperan aktif dalam
mengatasinya. Adapun upaya upaya yang dapat kita lakukan adalah melakukan
kerjasama dengan pihak berwenang untuk melakukan penyuluhan seputar kehidupan
remaja, baik itu tentang Narkoba,PUP (pendewasaan usia perkawinan), HIV / AIDS,
Life Skill, dll atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin ke
sekolah.dan juga di tekankan kepada guru untuk lebih peka terhadap siswanya,
karna biasanya transaksi narkoba sering terjadi di kalangan pelajar dan juga
memperhatikan pergaulan pelajar yang melewati batas kewajaran dan menindaknya.
Dan yang tak kalah penting adalah peran orang tua yang harus menekankan
pendidikan moral dan agama kepada putra putrinya sehingga mereka paham akan
hukum dan hal hal yang boleh dilakukan dan tidak. Orang tua merupakan orang
yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak anaknya,orang tua harus
memberikan teladan yang baik, jadi baik buruknya anak, tergantung dari service
yang di berikan oleh orang tuanya, orang tua juga harus senantiasa mengawasi,
tanpa anak anak merasa terawasi. Sehingga ia bebas bergerak dalam pengawasan
tanpa perasaan yang mengganjal dan terikat. Berikan kebebasan kepada anak untuk
bergerak bebas tapi tetap dalam aturan, sehingga anak anak bisa mengekpresikan
dirinya dan menghasilkan prestasi untuk diri dan untuk negeri. Remaja yang baik
berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik. Semoga
Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar