Kamis, 12 November 2015

Remaja Dan Sejuta Permasalahannya

(Oleh : Rahmad Ridha)

Masa remaja merupakan masa seseorang mencari jati dirinya dan sejalan dengan itu pula mereka akan di hadapi dengan berbagai macam masalah , dan terkadang tidak semua masalah dapat diselesaikannya dengan baik sehingga hal-hal tersebut mengarahkannya ke arah yang salah dan menimbulkan kelakuan-kelakuan yang menyimpang atau kita akrab mendengarnya dengan “kenakalan remaja”. Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun pada masa remaja si pelaku. Masalah-masalah itu bisa timbul dari keluarganya sendiri maupun dari lingkungan sosialnya. Seringkali didapati adanya trauma masa lalunya,perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,maupun trauma dengan kondisi lingkungannya,seperti kemiskinan dan lain lain yang meimbulkan HDR (Harga Diri Rendah) dan rasa tertekan.

Mengatasi kenakalan remaja berarti menata kembali emosi remaja yang hancur akibat pengalaman buruknya pada masa lalu. Trauma-trauma masa lalunya harus diselesaikan,konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, mereka harus diberikan lingkungan dan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Pertanyaannya adalah tugas siapakah itu? Tugas Orang tuanya? Tugas Saudaranya? Tugas pemerintah? Atau siapa? Tentu ini bukan pertanyaan yang  gampang untuk dijawab.

Akhir-akhir ini kasus kenakalan remaja semakin meluas,bahkan hal ini sudah berlangsung sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum,psikolog,maupun pakar agama dan pakar pakar lainnya sudah mengupas masalah masalah yang tak kunjung habisnya ini. Kenakalan remaja diibaratkan seperti lingkaran hitam yang tak pernah putus, yang terus ada dari hari ke hari,bulan ke bulan,tahun ke tahun, bahkan masa ke masa yang permasalahnya semakin rumit. Hal ini tentu saja sejalan dengan perkembangan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang , arus informasi yang semakin mudah di akses dan gaya hidup yang modernisasi. Disamping hal hal ini bermanfaat bagi dunia edukasi, tapi hal hal ini juga menimbulkan dampak negative yang cukup meluas bagi remaja pada khususnyaapabila penggunaannya tanpa pengawasan yang baik dari orang tua.

Berdasarkan data terbaru dari BPS RI dan Bappenas pada tahun 2013, kelompok umur penduduk Indonesia rentang usia 10 sd 19 tahun berjumlah 44.241.000 jiwa, hal ini tentunya bisa menjadi aset bangsa yang berharga apabila remaja dapat menunjukkan potensi dirinya dan bisa menjadi malapetaka apabila remaja-remaja penerus bangsa ini terjerumus ke dalam lingkaran yang menyimpang.Secara umum permasalah-permasalahan remaja yang terjadi dewasa kini antara lain :

  1. Sex pra nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan
  2. Aborsi
  3. kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan
  4. Pernikahan dini
  5. HIV dan AIDS
  6. Miras dan narkoba

Dari hal-hal di atas saya rasa cukup membuat kita tercengang, bagaimana mungkin remaja yang masih muda,polos,energik,potensial yang menjadi harapan keluarga dan bangsa bisa terjerumus ke dalam hal hal yang merugikan dan tidak bermanfaat tersebut. Tanpa kita sadari banyak generasi-generasi penerus bangsa di luar sana sedang menggunakan narkoba, terlibat perilaku sex bebas, aborsi serta kenakalan remaja lainnya. Sungguh sangat mengejutkan dan sangat di sayangkan.

Kenakalan remaja di era globalisasi ini bisa dikatakan sudah tidak wajar lagi. Banyak anak-anak di bawah umur bahkan yang lebih mengejutkan anak-anak di bangku sekolah dasar sudah tau merokok, sudah tau narkoba, free sex dan perilaku menyimpang lainnya, dan yang sangat mengejutkan lagi adalah, sekarang anak SD pun sudah tau pacaran dan tentu saja hal ini tidak mempungkiri anak-anak tersebut tidak melakukan hal-hal aneh dengan pasangannya, minimal kita katakan seperti “kissing” dan hal lainnya. Coba kita bayangkan jika hal-hal ini tidak segera kita atasi dan mendapat perhatian khusus dari kita semua,akan jadi seperti apakah generasi kita 10 , 20 tahun ke depan. Semua kemungkinan kita yang tentukan.

Di Aceh sendiri, juga banyak kita temui perilaku perilaku remaja yang tidak sesuai. Dengan diberlakukan syariat islam di aceh seolah tidak membuat gerah para pelaku penyimpangan. Banyak kita lihat para pelajar sekolah dasar,menengah yang sudah merokok bahkan mengkonsumsi narkoba, serta perilaku pacaran yang dianggap ngetrend di kalangan pelajar. Tentu saja hal ini dapat menjerumuskan remaja ke jalan-jalan yang menyimpang yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku. Saya pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri saat saya masih bersekolah di bangku SMP, salah seorang teman saya hamil di luar nikah dan kemudian terpaksa putus sekolah dan menikah, padahal waktu itu dia masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Sungguh sangat miris. Tentu saja hal ini tidak hanya terjadi di tempat saya, bahkan bisa jadi di sekitar anda sendiri,hal ini bisa saja terjadi dimanapun dan kapanpun. Tentu saja ada hal yang melatarbelakangi semua perististiwa-peristiwa tersebut, seperti kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan orang tua,pergaulan dengan teman yang tidak sesuai, peran dan perkembangan iptek yang berdampak negative, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, tidak adanya media penyalur bakat akan hobinya dan yang paling penting adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap agama.


Dari kejadian-kejadian yang telah kita uraikan, tentu saja hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Orang tua, guru, dan masyarakat harus berperan aktif dalam mengatasinya. Adapun upaya upaya yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerjasama dengan pihak berwenang untuk melakukan penyuluhan seputar kehidupan remaja, baik itu tentang Narkoba,PUP (pendewasaan usia perkawinan), HIV / AIDS, Life Skill, dll atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin ke sekolah.dan juga di tekankan kepada guru untuk lebih peka terhadap siswanya, karna biasanya transaksi narkoba sering terjadi di kalangan pelajar dan juga memperhatikan pergaulan pelajar yang melewati batas kewajaran dan menindaknya. Dan yang tak kalah penting adalah peran orang tua yang harus menekankan pendidikan moral dan agama kepada putra putrinya sehingga mereka paham akan hukum dan hal hal yang boleh dilakukan dan tidak. Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak anaknya,orang tua harus memberikan teladan yang baik, jadi baik buruknya anak, tergantung dari service yang di berikan oleh orang tuanya, orang tua juga harus senantiasa mengawasi, tanpa anak anak merasa terawasi. Sehingga ia bebas bergerak dalam pengawasan tanpa perasaan yang mengganjal dan terikat. Berikan kebebasan kepada anak untuk bergerak bebas tapi tetap dalam aturan, sehingga anak anak bisa mengekpresikan dirinya dan menghasilkan prestasi untuk diri dan untuk negeri. Remaja yang baik berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik. Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar