(Oleh : Heru Tesar Ichsan)
Menjadi seorang duta sesungguhnya
bukanlah sesuatu yang mudah, akan tetapi menjadi mulia ketika kita mau berbuat
lebih kepada orang lain. Perkenalkan nama saya adalah Heru Tesar Ichsan, salah
satu Finalis Duta Mahasiswa GenRe Aceh tahun 2015 yang lolos melalui tahap
seleksi yang di laksanakan oleh BkkbN Perwakilan Aceh. Mungkin masuknya saya
kedalam keluarga besar duta mahasiswa adalah anugerah terbesar yang diberikan
oleh Allah Swt ketika diperkenalkan dengan pemuda/i hebat seluruh provinsi
Aceh. Dengan latarbelakang kampus dan daerah yang berbeda, kami berbaur dan
dipertemukan selama 6 hari di Kantor BkkbN Perwakilan Aceh pada bulan april
yang lalu.
Mungkin
saya mau menjelaskan terlebih dahulu perjuangan untuk bisa lolos menjadi salah
satu Finalis Duta Mahasiswa GenRe Aceh yang penuh perjuangan ini. Awalnya tidak
pernah mengetahui mengenai adanya pemilihan duta mahasiswa, sampai pada suatu
ketika Duta Mahasiswa GenRe tahun 2011 ( Muhammad Fathun ) memberikan informasi
ini kepada saya melalui akun media sosial. Ketika membuka link tersebut, saya
langsung penasaran dan ingin sekali mengikuti pemilihan duta mahasiswa
tersebut. Timbul dibenak saya mengenai pemilihan ini, awalnya sempat mengikuti
pemilihan Duta Wisata Kota Lhokseumawe yang berakhir kepada kekecewaan yang
tidak masuk kedalam 10 besar finalis duta wisata. Hal inilah yang membuat saya
patah semangat untuk mengikuti serangkaian pemilihan duta kembali. Pada suatu
saat teman sekelas di kampus mengajak dan mengingatkan saya tentang semangat
yang tidak boleh padam.
Dua
hari lagi mau ditutup pendaftaran duta mahasiswa genre aceh, saya langsung
bulatkan tekad untuk menyiapkan semua berkas-berkas formulir yang harus saya
kirim melalui email panitia. Berselang dua hari saya menunggu konfirmasi,
akhirnya mendapatkan informasi kalau saya masuk kedalam daftar calon peserta
duta mahasiswa genre aceh yang akan diwawancarai melalui via phone dikarenakan
posisi bukan di daerah ibukota provinsi Aceh saat itu. Sehari sebelum di
wawancara oleh panitia, saya bersama komunitas baru saja melakukan kunjungan ke
salah satu sekolah pedalaman di kawasan kabupaten Aceh Utara tepatnya di SDN 25
Sawang.
Tepat
pada pukul 12.30 Wib minggu pagi saya di telpon oleh salah satu panitia seleksi
duta mahasiswa untuk melakukan tahap proses wawancara. Waktu wawancara cukup
singkat hanya berselang tujuh menit dan cukup membuat jantung berdetak cukup
kencang. Karena panitia tidak hanya menguji sejauh mana wawasan kita mengenai
program genre, akan tetapi panitia juga menanyakan mengenai isu-isu terkini
mengenai kependudukan di lingkungan tempat tinggal kita. Dan tidak menunggu
waktu lama, dua hari berselang wawancara. Pada pukul 18.00 Wib saya melihat
pengumuman tersebut diposting melalui akun instagramnya Duta Mahasiswa GenRe
Aceh yang menyatakan bahwa saya masuk ke dalam 15 besar Finalis Duta Mahasiswa
GenRe Aceh Kategori Putra. Inilah jawaban dari Allah Swt atas
pertanyaan-pertanyaan saya selama ini mengenai sejauh mana semangat yang saya
tanam selalu didalam hati, bahwasannya saya berhak mendapatkan apa yang saya
harapkan ketika saya mau berusaha dan bekerja keras.
Setelah
dinyatakan lulus menjadi finalis, temen-temen kampus saya pada bertanya dan
tidak menyangka akan hal tersebut. Bagaimana bisa heru yang tidak lolos duta
wisata, bisa lolos duta mahasiswa yah ? tingkat provinsi lagi ? kenapa bisa
yah. Setidaknya pertanyaan inilah yang harus saya jawab satu persatu bukan
dengan perkataan, tetapi harus saya jawab pertanyaan ini dengan aksi nyata yang
bisa dilakukan setelah proses karantina
berakhir. Menjadi Duta bukanlah untuk menaikkan derajat kita di depan public,
public tidak akan melihat proses kemenangan pada saat itu. Akan tetapi
masyarakat akan melihat aksi nyata apa yang akan kamu lakukan setelah
mendapatkan gelar kehormatan tersebut. Menjadi pukulan yang sangat kuat untuk
kita ketika kita sudah mendapatkan gelar yang sangat baik tersebut, tetapi kita
hanya duduk diam dan menyaksikan kejadian yang seharusnya bisa kita tangani dan
turun ke lapangan untuk membantu. Duta yang akan menjadi panutan adalah seorang
Duta yang mau melihat, mendegar, peka, dan mau turun ke lapangan untuk
memberikan sedikit inspirasi kepada teman, kerabat, dan lingkungan sekitar
tempat tinggalmu.
Enam
bulan sudah kami menjalani status Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2015 di bawah
naungan BkkbN Perwakilan Aceh. Yang mana setelah proses karantina sampai malam
penobatan, kami kembali ke daerah masing-masing untuk mengabdikan diri kami
kepada masyarakat mengenai apa yang sudah kami dapat dan serap ilmunya selama
dikarantina oleh Inspirator dan Juri-juri terbaik selama proses karantina.
Setelah proses duta mahasiswa tersebut, saya kembali ke daerah asal dan
membentuk suatu gerakan relawan yang bernama “Turun Tangan Lhokseumawe” yang
mana saya mengajak para pemuda/i lintas perguruan tinggi yang ada di kota
Lhokseumawe untuk mau berkumpul dan mau berbuat lebih untuk kemajuan kota
Lhokseumawe itu sendiri. Sebagai salah satu keluarga besar duta mahasiswa genre
Aceh, saya memiliki tanggung jawab untuk bisa menjadi DUTAnya masyarakat dalam
hal penyebaran virus-virus GenRe ( Generasi Berencana ) kepada orang banyak,
terutaman teman sebaya yang ada dilingkungan kampus universitas malikussaleh.
Didalam
komunitas Turun Tangan Lhokseumawe, saya memiliki sebuah program yang bernama
“Lhokseumawe Sehat” yang didalamnya saya menetapkan kurikulum ( NARKOBA, KESEHATAN
REPRODUKSI, DAN HIV/AIDS). Program ini kami susun dan sasaran utamanya adalah Siswa/i
SMP- Sederajat di seluruh kota Lhokseumawe. Mungkin ini adalah tanggung jawab
moral yang akan saya laksanakan selaku perwakilan duta mahasiswa GenRe Aceh
yang berdomisili di daerah untuk selalu menebar virus kebaikan di tengah-tengah
masyarakat. Mungkin inilah title yang akan diberikan orang terdekat kepada
kita, ketika kita mau berbuat lebih untuk daerah kita secara ikhlas tanpa
pamrih dan mengedepankan tanggung jawab moral yang suda kita terima di
gemerlapnya malam penobatan yang disaksikan oleh ratusan pasang mata yang
melihat siapakah DUTAnya masyarakat sebenarnya. Duta Mahasiswa GenRe Aceh
adalah keluarga baru yang sangat luar biasa telah mengubah paradigma hidup saya
untuk bisa bermamfaat bagi orang banyak di lingkungan sekitar tempat tinggal saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar